Kamis, 29 Maret 2012

Penyelenggaraan KOSMA Memprihatinkan

0 komentar
 Kongres Mahasiswa (KOSMA) Universitas Muhammadiyah Purwokerto merupakan forum tertinggi di tataran Keluarga Mahasiswa (KM) UMP yang semestinya dihadiri oleh seluruh mahasiswa UMP. Namun, KOSMA tahun ini sangat memprihatinkan, sebab peserta yang hadir dalam forum tersebut dapat dihitung dengan jari. Padahal, dalam kongres tersebutlah, mahasiswa dapat menentukan nasib kelembagaan di UMP. Mulai dari membahas aturan-aturan KM UMP, pemilihan lembaga tinggi, serta membahas berbagai macam persoalan yang muncul selama satu periode kepengurusan KM UMP sebelumnya.

Tidak hanya jumlah peserta yang minim, pelaksanaan KOSMA ke X tahun ini juga molor. Seharusnya forum tertinggi mahasiswa UMP tersebut dilaksanakan pada bulan maret namun, baru terlaksana di bulan Juni.
Pejabat sementara (Pjs) Dewan Mahasiswa UMP, Aldi Alfian mengungkapkan, banyak persoalan yang menyebabkan pelaksanaan KOSMA yang mundur. Antara lain menurut Aldi, disebabkan efek domino atas lengsernya wakil dewan mahasiswa Haris Said, meninggalkan ketua dewan mahasiswa UMP Rendra Septian Pratama sendirian. Praktis, Rendra berjalan sendiri.
“Mungkin dia merasa stress dengan tidak adanya respon dari lembaga lain atas pelaksanaan program-program dari Dema. Ketika Rendra masih di DEMA, masalah ini diselesaikan secara internal, sehingga saya ditunjuk sebagai pejabat sementara DEMA”, kata Aldi ketika ditemui Bhaskara beberapa waktu lalu.
Persoalan lain yang menyebabkan mundurnya pelaksanaan KOSMA menurut Aldi adalah Ketika dirinya diangkat menjadi Pjs Dema pada bulan April, namun pada bulan Mei ada agenda Milad UMP, sehingga dirinya merasa tidak menemukan waktu yang tepat untuk menyelenggarakan KOSMA.
Aldi menambahkan, mundurnya pelaksanaan Musyawarah Akbar Mahasiswa Fakultas (MAMF) FKIP juga turut mempengaruhi mundurnya pelaksanaan KOSMA. Selain persoalan internal Dema, respon dari lembaga lain juga kurang kurang cepat, sehingga  kosma kemarin mundur.
Sementara itu, Bagus Kuncoro, wakil Dema terpilih juga menambahkan, pelaksanaan kosma yang sekarang diakuinya tidak maksimal. “Saya pribadi mengakui bahwa pelaksanaan KOSMA tidak maksimal. KOSMA hanya  diikuti segelintir lembaga, pelaksanaanya tidak tepat waktu, serta publikasinya kurang” tutur Bagus.
Persoalan lain, lanjut Bagus, misalnya surat undangan datang hari Minggu, pelaksanaanya Senin. Seharusnya ada jeda breefing minimal 1  bulan, jadi yang mau LPJ sudah siap. Parahnya lagi menurut mahasiswa Teknik Informatika ini, dalam pelaksanaan KOSMA, dewan presidium belum mengerti alur dan seperti apa seharusnya KOSMA. Sedangkan teman-teman lembaga yang sudah berpengalaman kurang berperan aktif.
Bagus juga mengkritik kepengurusan Dema sebelumnya yang terkesan tidak kooperatif, dan terjadi perbedaan pemahaman dalam pelaksanaan tugas untuk masa jabatan. Lucunya lagi menurut Bagus, ada lembaga yang tidak tahu permasalahan di KM seperti mundurnya KOSMA.
Menanggapi carut-marut penyelanggaraan KOSMA, Wakil Rektor III, Banani Makmur, M.Si yang dihubungi via telepon beberapa waktu lalu menggarisbawahi bahwa KOSMA itu penting untuk melatih mahasiswa dalam berdemokrasi ,event menyapaikan aspirasi mahasiswa. KOSMA sekarang pesertanya minim, mungkin karena sosialisanya kurang efektif, perwakilan tiap unit kurang, distribusi pesertanya juga kurang serta waktu pelaksanaan yang memasuki masa ujian.

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels