Kamis, 29 Maret 2012

BEM Diminta Perkuat Internal Kampus

0 komentar
 Anjar Nugroho: Seharusnya BEM memiliki orientasi internal dan eksternal
Oleh: Fitri Nurhayati

Mewujudkan kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sebagai sentrum gerakan mahasiswa di Banyumas. Begitulah visi yang diusung Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM UMP) periode 2011-2012 dalam pemaparan program kerja pada Sidang Tri Wulan I Dewan Mahasiswa (DEMA UMP) Jumat (18/11). Kampus tak lebih dari sekedar medan kecil bagi BEM UMP untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswanya.
Menyaksikan kondisi internal KM UMP yang belum terkonsolidasi dengan baik, BEM mestinya tak hanya fokus pada orientasi eksternal.  Ini diungkapkan Wakil Rektor (WR) III Anjar Nugroho, S.Ag., M.Si.
WR III mengharapkan internal kampus aktif kembali karena lembaga di internal kampus akan menjadi basis intektual mahasiswa. Sementara orientasi eksternal, mahasiswa diharapkan peka terhadap dinamika sosial kemasyarakatan. “Memang bagus visi yang di usung Andi dan kawan-kawan, namun seharusnya BEM mempunyai orientasi internal.” Ungkap Anjar.
Hal serupa juga disampaikan Presiden BEM UMP ketiga, Zunianto Subekti. Ia lalu mengungkapkan kondisi mahasiswa pada eranya. Berbeda dengan era sekarang, saat itu organisasi masa hidup romantis. Hampir semua ormas ada di UMP dan mereka pun dapat hidup saling berdampingan, sehingga pergerakan mahasiswa lebih solid ketimbang sekarang. Maka, lanjutnya, untuk menghidupkan kembali BEM harus menghidupkan lembaga tataran fakultas dan HMPS, “BEM sebagai organisasi politik di kampus harus mengedepankan advokasi internal terlebih dahulu. Tidak menjadi soal apabila BEM bercita-cita menjadikan kampus UMP sebagai sentrum gerakan mahasiswa Banyumas, namun harus melihat realita yang terjadi sekarang.” Tandas Zuni.
Mahasiswa seharusnya bekerja berdasarkan logika dan nalar kritisnya, bukan atas dasar perintah saja. Mahasiswa merupakan agent of change atau agen perubahan, namun yang terjadi sekarang mahasiswa tampak kehilangan arah, tak tahu apa yang harus dirubahnya. Gerakan mahasiswa pasca reformasi tidak lagi berorientasi pada dinamika sosial masyarakat, namun lebih mengedepankan ego masing-masing individu.
Sementara Presiden BEM UMP, Andi Wahyono, mengatakan untuk mewujudkan visi besarnya, ia memiliki serangkaian strategi khusus. “Hal yang melatarbelakangi BEM menggalang kampus UMP sebagai sentrum gerakan mahasiswa karena selama ini kampus UMP tidak terlihat di perkumpulan universitas di Banyumas. Kami akan membawa misi organisasi ini melalui rekonsolidasi lembaga KM UMP, penguatan pengkaderan, penguatan intelektual mahasiswa, dan masifikasi wacana politik kontemporer.”  papar mahasiswa Fakultas Agama Islam ini yang ditemui menjelang sidang triwulan.
Namun, visi tersebut diragukan Ketua DEMA UMP, Veri Setiyawan. Lebih jauh, ia mengungkapkan alasan kenapa ia tidak cukup yakin visi BEM tersebut bisa terwujud. Menurutnya, program kerja BEM sejauh ini belum mengena kepada mahasiswa, belum lagi soal waktu yang dimiliki begitu singkat. Sejauh ini, imbuhnya, DEMA hanya akan mengawasi dan mengingatkan kepada BEM untuk menjalankan program kerja sesuai agenda yang telah ditentukan. “Saya meragukan program kerja BEM untuk dilaksanakan dalam jangka waktu enam bulan,” ujar mahasiswa FKIP Sejarah ini.
Hal yang sama juga dituturkan Gubernur Fakultas Psikologi, Dwi Oko Sunarko Ia mengatakan, untuk mengusung visi sampai pada tataran gerakan mahasiswa Banyumas, perlu ada penguatan internal lembaga  KM UMP. “Seharusnya BEM menguatkan internal lembaga terlebih dahulu melalui pendekatan kultural baru mengusung sampai tataran eksternal Banyumas.” Kata Oko.
Persidangan yang berlangsung di gedung Fakultas teknik lantai empat itu hanya dihadiri oleh delapan DEMA Fakultas dan tiga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Ini menandakan konsolidasi lembaga KM UMP belum solid.
Mantan gubernur BEM FKIP periode 2009/2010, Luthfi Arif Ramdhani, juga meragukan kemampuan BEM UMP untuk merealisasikan  visinya tersebut. Ia menilai, program BEM selama ini belum menyentuh tataran mahasiswa secara umum. “Lembaga di KM UMP belum terlihat sekali program kerjanya, sehingga masih sulit  untuk masuk dalam gerakan mahasiswa Banyumas,” ujar Arif.
Lembaga internal mahasiswa diharapkan lebih solid agar mampu  ikut andil dalam membawa visi perjuangan mahasiswa. Pasalnya, untuk mencapai visi tersebut tak cukup BEM UMP, namun juga perlu konsolidasi secara masif untuk merealisasikan aspirasi mahasiswa yang telah memilihnya dalam pemilu raya lalu. Desakan berbagai pihak ini mestinya menyadarkan BEM UMP dari tidurnya untuk secepatnya merapatkan barisan.

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels