Minggu, 26 Juni 2016

korban longsor terisolir

0 komentar

Foto:Detik.docxxhx


Foto:Detik.doc
 


Bhaskara - Tanah longsor yang terjadi beberapa hari lalu mengakibatkan terisolasinya dua desa di kabupaten Purworejo. Hal ini diakibatkan karena akses utama menuju kedua desa tersebut rusak tertimbun longsoran tanah. Imbasnya, sekitar 1400 warga dari dua desa tersebut hanya mengandalkan bantuan yang datang, karena perekonomian mereka yang lumpuh total, Sabtu (25/6).
 Sugeng, selaku kepala dusun Kradenan mengatakan memang tidak seluruhnya bergantung pada bantuan, Tapi sebagian besar kebutuhan masih bergantung pada bantuan.
Hal ini disampaikan Sugeng di posko Desa Tlogorejo Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Sabtu (25/6/2016) dikutip dari detikNews.
 Desa Tlogorejo menjadi desa terakhir atau terjauh setelah Desa Sudimoro yang hingga hari ini hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau kendaraan offroad melalui aliran sungai.
 Menurut Sugeng, warga desa setempat sangat kesulitan saat hendak melakukan aktivitas kerjanya dan membeli kebutuhan keluarganya karena akses jalan rusak "Kami mau beli (kebutuhan hidup) gimana tidak bisa keluar desa, belum mulai kerja. Masih kerja bakti dulu. Kerjanya ya kalau punya peliharaan saja," katanya.
Sedangkan kondisi mereka tak hanya terisolir juga terputus dari aliran listrik. Setiap malam tiba, warga hanya menyalakaan lilin untuk penerangan. “Lilin kami dapat dari bantuan juga," imbuhnya. Untuk mengambil bantuan di dua desa terdekat, yakni Desa Ngaran dan Desa Sudimoro, mereka harus berjalan 2-5 km. Desa Tlogorejo berjarak sekitar 15 km dari Kota Purworejo jika ditempuh dari Dusun Caok dan Desa Sudimoro.
Namun karena jalur tersebut putus, masih ada jalur lain melalui Kaligesing. Namun jaraknya lebih jauh dua kali lipat dengan kondisi jalan yang curam dan rusak sehingga hanya kendaraan offroad yang bisa digunakan untuk melaluinya. Keadaan yang sama terjadi di Desa Sudimoro. Sekretaris Desa Sudimoro, Turiah berharap perbaikan jalan yang ambrol dan tertutup longsor segera rampung, serta aliran listrik kembali normal.
"Kami tidak bisa mencari nafkah. Tidak bisa apa-apa. Karena meski bertani, mau jualnya juga susah karena jadi jatuh harganya karena biaya transportasi mahal," ulasnya. Seorang warga Desa Sudimoro, Asrofi mengaku dia dan warga lainnya sudah mulai tertekan dengan kondisi ini.
"Sudah mulai stres karena tidak bisa apa-apa, tidak bisa ke mana-mana. Kerja tidak bisa," kata Asrofi. Bantuan yang dibutuhkan dua desa ini yakni lampu penerbangan darurat, senter, sembako, bahan makanan segar, hingga bensin. Siang ini dua alat berat mulai bekerja menyingkirkan material lumpur dan batuan yang menimbun jalan yang menjadi tumpuan warga tersebut. Pihak PLN sempat menjanjikan kepada Sugeng dalam 2-3 hari ke depan desanya akan bisa kembali mendapat aliran listrik. "Kemarin bilangnya 3-4 hari lagi. Semoga bisa selesai (perbaikannya)," harap Sugeng. (DK/Bhaskara)
Continue reading →
Sabtu, 18 Juni 2016

Tantang mahasiswa UMP menjadi Cendikiawan Muslim

0 komentar
   



       Bhaskara- Tantang Mahasiswa UMP menjadi cendikiawan Muslim dalam Seminar Mahasiswa dan lomba essai  The power of youth oleh Ust. Drs. H. Basuki AR, M.Si yaitu seorang trainer utama di sinergi leadership center Yogyakarta Pada sabtu, (18/6) di AK. Anshori UMP‎
       
         UMP sebagai universitas berbasis islam dan mayoritas civitas akademik muslim menjadi tempat yang tepat untuk mengembalikan semangatnya untuk menjadi cendikiawan/mahasiswa muslim yang unggul dalam bidang keilmuan dan keislamannya.‎ Dalam seminar yang di fasilitasi oleh Ikatan Remaja masjid Ahmad Dahlan (Irmadah), Ust. Basuki mengungkapkan bahwa seorang cendikiawan/mahasiswa Muslim itu memiliki ciri-ciri seperti Bersungguh-sungguh mencari ilmu, mampu mempertahankan pendirian dan keimanannya, memenuhi janji allah dan menghadirkan kebaikan serta rajin bangun malam (berdzikir dan berdoa) juga hanya takut kepada Allah. 
“Idealnya mahasiswa muslim seperti itu.” tuturnya seraya menjelaskan PPT nya. ‎‎
       Akan tetapi tantangannya umat islam itu adanya ancaman atas sekularisasi dan westernisasi yang meninggalkan atau memisahkan din islam. Padahal sebagai mahasiswa muslim itu layaknya kognitif (memiliki pendidikan) dan memiliki rasa dengan islam sehingga ilmunya menyatu dengan keislamannya Kutipan dari Dr. Abu saam (fisikawan) dalam mengkritisi umat islam “sesungguhnya dunia islam belum meyakini perkembangan sains dan teknologi adalah warisan generasi islam terdahulu.”

        Maka dari itu pada era modernisasi diperlukan sosok mahasiswa /cendikiawan muslim yang unggul. Ust. Basuki memberi tips ‎Agar tetap eksis maka seorang cendikiawan harus mengerti‎ Peran dan tggung jawabnya.
"Menjadi Agent of Change dengan berkomitmen terhadap perbaikan, lalu Iron stock, yaitu senantiasa membina diri baik intelektual kepribadian dan kepemimpinan dan moral force yaitu menjadi dai, berlatih mengajak masyarakat dengan cara berorganisasi, da'wah demi tujuan menegakan keadilan dan kebenaran.” Paparnya.‎
Berani hidup , tidak skeptis‎ dan memberikan respon serta mampu mengadopsi arus teknologi dan modernisasi menjadi kuncinya, karena ‎mahasiswa harus reformasi total yaitu diri reformasi keilmuan/intelektualitas serta manajemen‎

        Pada akhirnya yang diharapkan dari Potret  mahasiswa muslim itu bukan karena gelar status atau popularitas tetapi intensitas proses internalisasi dan fungsionalisasi pendekatan pada Allah.
‎‎‎
Continue reading →

wajah UMP kala Ramadhan sore

0 komentar
 
Pedagang dan pembeli memadati pelataran UMP 
UKM Gasebu sedang melantun lagu untuk masyarakat sekitar UMP (una)
      Kegiatan ramadhan gak pernah lepas dari yang namanya ritual ngabuburit. Entah anak-anak, remaja bahkan para orang tua memadati jalan raya dan tempat keramaian lainnya. Tak luput dari itu, UMP yang notabenenya perguruan tinggi disulap menjadi pasar dadakan/ pasar kaget. Banyak pedagang kaki lima berjualan disana sehingga menarik pembeli untuk memadati pelataran UMP.
  UKM Gasebu pun turut memeriahkan sore ramadhan. Mereka menghibur masyarakat yang berlalu lalang sedang berburu makanan untuk berbuka puasa dan pedagang yang sedang menjajakan jajanannya dengan beberapa lantunan lagu. 
   Putu salah seorang anggota Gasebu yang kami temui sore ini (17/6) menuturkan, "ini hanya aksi menghibur sembari ngabuburit mengisi sore menjelang berbuka, ini juga sekaligus persiapan untuk roadshow ramadhan blues yang akan di selenggarakan 22 juni 2016. Moment ini dimanfaatkan sekaligus untuk menghimpun dana untuk acara free HTM ramadhan blues nantinya.” Ujarnya saat lagu “juwita malam" selesai dilantunkan.  (bhas_Una)
Continue reading →

Labels