ALT_IMG

Lomba Karya Jurnalistik Se BARLINGMASCAKEB

LPM BHASKARA Universitas Muhammadiyah Purwokerto mengadakan Lomba Karya jurnalistik Untuk Pelajar Se Barlingmascakeb dengan tema Buramnya Pendidikan Di Negriku.Download Formulir dan Ketentuan Lomba.

ALT_IMG

Adat Istiadat Perlu Berjalan Berdampingan Dengn Aqidah Islam

Awan mendung menyelimuti langit Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), rintik hujan mulai membasahi gedung-gedung mewah kampus biru. Pada saat yang bersamaan, tampak mahasiswa lalu lalang menuju lantai tiga di gedung PKM yang belum genap dua tahun dibangun itu.Selengkapnya..

Alt img

Pengelolaan Hotspot Belum Maksimal

Hotspot yang akhir-akhir ini menjadi popular, karena kemudahan dan keefektifannya membuat hotspot digemari para pecinta dunia maya. Universitas Muhammadiyah Purwekerto (UMP) merupakan salah satu yang menggunakan teknologi hotspot.Selengkapnya...

ALT_IMG

Buruknya Konsolidasi, Kesebelasan BEM Mundur

Belum genap satu periode kepengurusan, para pentolan Lembaga Tinggi sudah mulai meninggalkan kursi jabatannya. Terbukti dengan mundurnya 11 pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) periode 2012/2013 yang digadang-gadang sebagai ujung tombak penampung aspirasi mahasiswa. Selengkapnya...

ALT_IMG

Pemimpin Oh Pemimpin

Dengan air mata ini... Ku berharap kepadamu... Pemimpin... Selengkapnya...

Sabtu, 17 September 2016

FEB Dirasa Ambil Keputusan Sepihak

2 komentar

Fakutas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) bekerja sama dengan PT Phintraco Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait Investasi Saham Syariah menuai nada keberatan oleh mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa merasa hanya digiring untuk menandatangani persetujuan investasi tersebut tanpa diberikan sosialisasi terlebih dahulu agar lebih memahami investasi saham, dan proses serta resiko dari investasi yang akan mereka lakukan, Kamis (15/9).
Cesaria, mahasiswa FEB mempertanyakan kesiapan FEB UMP dan PT Phintraco Sekuritas terkait invesasi saham yang akan dilakukan dan menyayangkan perusahaan yang bekerja sama dengan FEB UMP hanya satu. Ditambah lagi pihak FEB juga belum melakukan sosialisasi, malah langsung disuruh untuk mengisi formulir, tentu ini akan menambah kebingungan pihak yang akan berinvestasi. Kabar yang beredar juga menyebutkan bahwa PT. Phintraco Sekuritas pernah mengalami suspen (pernah melakukan kesalahan sehingga ditilang). Menurutnya pihak Phintraco juga kurang meyakinkan saat memaparkan berkaitan dengan investasi tersebut. “Ini bagus untuk edukasi mahasiswa, cuma jangan diwajibkan ke satu perusahaan yang belum tahu kejelasannya. Paling tidak lima perusahaan, agar mahasiswa dapat memilih sendiri,kata Cesaria.
Fillialdi, ketua Dewan Mahasiswa (DEMA) FEB juga angkat bicara mengenai hal ini, ia berpendapat bahwa kesiapan belum matang, selain itu terkait pengambilan keputusan untuk investasi atau tidak adalah wewenang individu masing-masing. Ia merasa banyak manfaat yang didapat dari investasi saham masuk kampus, namun hal ini harus dikaji lebih mendalam. Seseorang yang sudah mempelajari saham pun belum bisa dikatakan siap atau tidak terkait inverstasi saham, karena ini menyangkut resiko-resiko yang mungkin terjadi. Semua ini tergantung pada kesiapan individu masing-masing. Ia menambahkan “Apalagi ini diterapkan pada mahasiswa yang belum diberikan sosialisasi bahkan belum mengetahui tentang investasi saham, alhasil kacau seperti ini, ungkapnya.
Menutur Retni mahasiswa FEB, mahasiswa itu sangat perlu sosialisasi agar dapat menentukan keputusannya sendiri. Selain itu ia berpendapat bahwa hal ini harus dilihat dari beberapa sudut mengenai kesiapan agar nantinya benar-benar siap. Jika dilakukan secara tiba-tiba, otomatis mahasiswa akan kaget. Selain itu juga seharusnya mempertimbangkan dari segala segi. Jika dilihat dari segi finansial mahasiswa UMP tidak terlalu mempermasalahkan uang seratus ribu, namun bagaimana dengan segi kualitas SDM-nya. Hal ini pasti akan butuh banyak sosialisasi agar benar-benar paham dan dapat mengambil keputusan sendiri, apalagi di dalam formulir terdapat materai yang berlandaskan hukum,tandasnya.
Lain halnya dengan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB, Suryono  yang menilai banyaknya perolehan manfaat dan juga mengharapkan jika mahasiswa FEB UMP bisa ikut andil dalam investasi saham syariah tersebut. Jika berfikir jangka panjang, maka manfaat yang diperoleh bagus. Manfaat yang didapat antara lain memberikan edukasi pada mahasiswa, mendukung akreditasi fakultas. Selain itu kerja sama antara FEB dan BEI akan mempermudah mahasiswa kedepanya, untuk mencari data keuangan terkait BEI. Terkait kesiapan, siap tidak siap ya kita harus siap. Untuk mahasiswa baru saya memaklumi kekurang pahaman mereka mengenai saham, sebenarnya ini hanya kurang sosialisasi. Diharapkan semua mahasiswa FEB dapat ikut serta dalam investasi saham syariah ini,tuturnya.
Selain itu, Sri Wahyuni selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Akuntansi FEB menambahkan jika tidak ada sesuatu hal yang tidak bermanfaat, temasuk investasi saham syariah ini. Ia mengatakan bahwa nantinya yang sekarang masih semester awal akan mendapatkan manfaatnya kelak pada semester atas. Manfaat itu juga akan didapatkan ketika nantinya mengambil mata kuliah wajib terkait pasar modal, karena akan melakukan praktik secara riil. Selain itu juga akan ada pojok BEI yang akan menyediakan kebutuhan literature data keuangan. “Itu akan mempermudah untuk pengambilan data skripsi, penelitian, dan sebagainya.” ujar Sri Wahyuni.
Ahmad Darmawan selaku Dekan FEB berpendapat bahwa mahasiswa nantinya akan dipermudah dengan adanya MOU antara FEB UMP dengan BEI melalui investasi saham syariah ini. Selain menjadi nilai edukatif, hal ini juga akan membuka jaringan segenap civitas FEB. Terkait kacaunya pengaplikasian pengisian form, ia mengakui ini sebagai catatan bagi semua pihak yang terkait. Setelah kita bekerjasama dengan BEI melalui investasi saham syaiah ini, nantinya FEB akan mempunyai Gerai BEI yang didalamnya menyajikan kebutuhan-kebutuhan akan data go public yang dikirim gratis dari BEI, selain itu jika sudah punya akun maka dapat bermain saham dan mengembangkannya sendiri. BEI nantinya akan mengadakan semacam sekolah pasar modal syariah bagi mahasiswa dengan sertifikat yang langsung akan diberikan oleh BEI. Namun terkait kekacauan pengaplikasian kemarin (Selasa, 6/9) akan menjadi catatan bagi semua pihak yang terkait. Awal perjanjian itu sosialisasi terlebih dahulu setelah itu pengaplikasian, namun dengan estimasi waktu yang kurang dan pengisian formulir yang diprediksi akan memakan waktu maka strategi dibalik menjadi pengaplikasian terlebih dahulu baru nanti sosialisasi. “Saya memaklumi ketika banyak mahasiswa yang berontak, karna memang kondisi waktu yang sudah siang dan tidak lagi kondusif,tutur Ahmad Darmawan. (Krn/Bhaskara)
Continue reading →
Rabu, 07 September 2016

Kongkow Bersama 5 Organisasi Eksternal

0 komentar


Bhaskara - Lembaga Pers Mahasiswa Bhaskara baru-baru ini menyelenggarakan diskusi publik bersama lima organisasi ekstra kampus di Lobi Fakultas Teknik lantai satu, selasa (6/9). Kelima organisasi ekstra tersebut adalah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), dan Front Mahasiswa Nasional (FMN).
Kegiatan ini merupakan salah satu cara untuk menghidupkan kembali kebebasan mimbar akademik dalam kampus. Lalu apa saja isi dari diskusi tersebut?
“kampus yang menjadi tempat dimana mahasiswa untuk saling menambah wacana dan juga berpendapat, harus memiliki ruang publik sebagai wadah kebebasan mimbar akademik. Sudah sejak lama Universitas Muhammadiyah Purwokerto kehilangan ruang publik sebagai penyalur mimbar kebebasan akademik,” kata Ardiyanto selaku moderator dalam forum diskusi tersebut.
Ardiyanto juga menjelaskan sistem diskusi tersebut agar nantinya masing-masing organisasi ekstra kampus menjelaskan apa tujuan dan bagaimana garis perjuangan mereka. “Diskusi publik ini menjadi pengenalan bagi organisasi ekstra kampus agar mahasiswa baru dapat lebih mengenal tentang arti pergerakan dan perjuangan mahasiswa,” kata Ardiyanto.
IMM yang diwakili oleh Alif selaku ketua kordinator komisariat (Korkom) yang baru, menjelaskan tentang garis perjuangan IMM sendiri. “IMM yang notabene merupakan organisasi yang berada dalam naungan Muhammadiyah, mengikuti setiap arah dan aturan yang sudah menjadi Khittah Muhammadiyah. IMM sebagai pengemban amanat dalam menjalakan khittah Muhammadiyah khususnya di kampus UMP, memiliki visi yang sama dengan kampus UMP yaitu menjadi mahasiswa yang unggul, modern, dan berakhlak islami,” katanya.
Sedangkan dari PMII yang diwakili Fajar, lebih tertarik terhadap persatuan agar kelima organisasi ekstra ini dapat saling bersinergis dan bekerja secara kolektif. “Saya disini lebih suka untuk mendiskusikan peran kita organisasi ekstra agar dapat saling menjaga dan menjadi wadah mahasiswa yang ingin menambah wacana lebih,” katanya. Mengenai peran PMII sendiri menanggapai tema menjadi mahasiswa yang unggul, modern, dan islami, Fajar lebih menekankan kepada pola berfikir yang panjang dan kritis.
FMN yang diwakili oleh Biko, mengatakan bahwa kurang setuju bila harus membedakan organisasi eksternal dan internal kampus. “Normalisasi Kehidupan Kampus dan Bandan Koordinasi Kampus adalah penyebab memisahnya kegiatan mahasiswa didalam dan diluar kampus. FMN sendiri memusatkan gerakannya dipada penindasan terhadap kaum buruh, petani, dan pekerja rendahan,” katanya.
Zakaria sebagai wakil dari HMI komisariat Fakultas Teknik, lebih mengajak kepada peserta forum untuk senantiasa membuka lebih mendalami tema diskusi kali ini. “Parameter unggul  seperti apa? Apa parameter modern itu? Apa si akhlak islami?. HMI sendiri mengartikan unggul adalah dengan bertindak dan modern dalam berfikir serta berakhlakan islami bukan hanya sebagai kegiatan simbolik saja,” katanya.
“Momok utama bagi GMNI sendiri adalah  pejuang dan pemikir. Gerakan perjuangan dan pemikiran GMNI memfokuskan terhadap kaum marhaen atau kaum buruh rendahan. GMNI komisariat UMP, juga belajar tentang nilai nilai islami karena untuk mengadaptasi dengan kampus tempatnya berada,” kata Anwar selaku perwakilan dari GMNI. Ia juga tidak mempermasalahkan dengan perbedaan organisasi ekstra maupun intra didalam kampus, karena pada dasarnya semua anggota organisasi ekstra maupun intra adalah mahasiswa.
Sebagai penghangat diskusi malam itu, Ardiyanto selaku moderator memutarkan sebuah video berisikan kekayaan alam Indonesia yang beum dapat memakmurkan masyarakatnya. Setelah pemutara video tersebut, setiap organisasi ekstra menanggapi seputar permasalahan yang ada di Indonesia tersebut.
“Permasalahan yang ada disetiap negara pada dasarnya sama yaitu krisis kesadaran” kata Zakaria perwakilan dari HMI. Menurutnya, disetiap negara juga memiliki kerajaan kapitalis sendiri dalam pasar global. Sesuai dengan misi HMI terbinanya mahasiswa yang akademisi dan bertanggung jawab, maka dengan misi tersebut diharapkan HMI mampu mengatasi problematika yang ada di Indonesia.
Sedangkan menurut Alif, sebagai mahasiswa yang memegang predikat agent of change, kita diharuskan peka dan berani mengambil sikap terhadap permasalahan tersebut. “Mengatasi permasalah dalam video tersebut, IMM selalu berusaha memecahkan setiap masalah berdasarkan visinya. Di IMM cara mengatasi permasalahan di Indonesia dengan cara menunjang pemuda untuk menjadi garda terdepan dan juga menyadarkan mahasiswa agar tidak terlalu fokus terhadap akademiknya”.
“Untuk menghadapi permasalahan di Indonesia yang berbeda-beda, tentunya memiliki cara atau solusi yang berbeda. Dari permasalahan tersebut erat kaitanya dengan kesadaran mahasiswa terhadap nasib bangsanya. Jadi, GMNI berusaha meningkatkan kesadaran dari bangsa Indonesia dengan meningkatkan rasa nasionalisme dan patriotisme. Peran GMNI sendiri dalam bangsa yaitu meningkatkan jiwa nasionalisme bangsanya” kata Anwar.
Sedangkan Biko berpendapat bahwa permasalahan yang ada di Indonesia pada dasarnya hanya ada dua, yaitu penghisapan dan penindasan. “Penghisapan yaitu dengan cara menghisap perekonmiannya. Penindasan yaitu menggunakan kebijakan yang bersifat mengkerdilkan hak masyarakat. FMN hadir sebagai untuk menyatukan problematika masyarakat yang utuh dan mengaktualisasikan dengan tindakan yang nyata. Ia juga mengkritisi sistem kapitalis yang menindas rakyat dengan cara mengkerdinalkan perekonomian rakyat,” katanya.
Fajar berpendapat salah satu permasalahan yang mendasar di Indonesia Sumber Daya Manusia. “Dari PMII memiliki sistem edukasi untuk meningkatkan SDM anggotanya. Karena dari SDM yang kaya, Indonesia akan dapat memanfaatkan Sumber Daya Alam yang ada” katanya.
Selain mengkritisi tentang kebjakan yang tidak pro terhadap rakyat, Ardiyanto selaku moderator memfasilitasi peserta untuk mau bertanya. Berbagai pertanyaan yang diajukan oleh peserta forum membuat hangat diskusi. Salah satu pertanyaan datang dari Bayu yang menanyakan pernahkah kelima organisasi eksternal mencoba bersatu dan bersama untuk mendiskusikan sebuah masalah?
Biko berpendapat, bahwa sebuah permasalahan dapat dipecahkan bersama dengan semua elemen. “Prinsip dasar kesatuan yaitu ada dua. Yaitu menciptakan musuh bersama dan mencari solusi bersama” katanya. Ia juga menambahkan, FMN sendiri bersedia untuk saling berdiskusi bersama mengenai permasalahan yang ada.
Fajar berargumen bahwa di PMII manhajul fiker, berpatokan azas dan prinsip tidak selalu ditengah-tengah agar dapat berprilaku adil. “PMII menggunakan dialog keagamaan dan melakukan kajian keislaman pada mahasiswa” katanya. Fajar juga berpendapat langkah untuk menyatukan pandangan berangkat dari perbedaan. Ia setuju juga bahwa perlu adanya diskusi untuk menyelesaikan sebuah permasalahan.
Tidak berbeda jauh dengan Fajar, Alif berpendapat bahwa IMM berprinsip amal ma’ruf nahi mungkar.”IMM menganut tujuan dari Muhammadiyah dan menggunakan dialegtika sebagai wadah memecahkahkan masalah” katanya. Ia juga sepemikiran bahwa perlu adanya ruang publik untuk saling bertukar pikiran untuk semua organisasi.
Setelah menanyakan seputar bagaimana nantinya organisasi ekstra dapat saling bersinergi untuk berdiskusi dalam memecahkan masalah bersama, sebuah pertanyaan kembali datang. Uswatun Khasnah salah seorang peserta diskusi menanyakan apakah salah satu dari organisasi ekstra ada yang berafiliasi dengan pertai politik?
Anwar berpendapat bahwa GMNI yang kerap kali mendapat asumsi negatif seputar afiliasi dengan partai. “GMNI sendiri tidak berafiliasi dengan parpol. Mengenai pendanaan dari mereka menggunakan asas gotong royong dan alumni untuk menjaga keindependensiannya” katanya
Sedangkan dari PMII, fajar menuturkan bahwa kader PMII menggunkan sistem saling membantu dari anggotanyanya. “Kami juga memiliki konsep kedepannya untuk mempunyai badan usaha sendiri untuk memenuhi kebutuhan anggotanya” katanya.
Dari HMI komisariat Fakultas Teknik mengatakan bahwa, HMI tidak berafiliasi dengan sebuah partai. “Mengenai sistem pendanaan orgnanisasi, kami murni dari anggota” kata Zakaria.
Di FMN sendiri memiliki slogan bantingan. Biko menuturkan bahwa di FMN sendiri tidak berafiliasi dengan partai manapun. “Mami berafiliasi dengan orgnaisasi buruh untuk dapat saling membantuk agar tercapainya tujuan bersama. Sedangkan untuk pendanaan sendiri FMN menggunakan sistem bantingan atau biaya dari masing-masing anggota” kata Biko.
Sedangkan dari IMM sendiri lebih diuntungkan karena mereka berafiliasi dengan Muhammadiyah. “IMM tidak berafiliasi dengan parta. IMM hanya mengikuti khittah perjuangan Muhammadiyah. Pendanaan IMM sendiri lebih ringan karena diberi langsung oleh kampus UMP. Tetapi adakalanya dana itu habis, maka IMM akan meminta kecabang dan ke pengurus Muhammadiyah” kata Alif.
Dari diskusi publik kali ini, moderator Ardiyanto menyimpulkan bahwa setiap organisasi ekstra memiliki kajian ilmiah tersendiri untuk setiap anggotanya. Dari pemaparan diskusi kali ini, diharapkan nantinya semua organisasi ekstra maupun intra dapat saling bersinergi untuk membangun bangsa agar tercapai visi dari UMP, yaitu Unggul, Modern dan berakhlakan Islami. (Decky/Bhaskara).

Continue reading →
Minggu, 07 Agustus 2016

BKM lantik kepengurusan baru

1 komentar

Pengambilan sumpah Kepengurusan Badan Keuangan Mahasiswa (BKM UMP Periode -2016-2017 

Bhaskara - Badan Keuangan Mahasiswa (BKM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melantik kepengurusan baru periode 2016-2017 di gedung Pusat Bahasa ruang  F.1 04, Jumat malam (5/8). Diantaranya, 18 personil BKM bersumpah akan melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diemban, berjuang dan memajukan KM UMP melalui kepengurusan BKM serta mentaati dan menjalankan garis-garis perjuangan KM UMP. 

Direktur BKM periode 2016-2017, Yolanda Pratiwi melampirkan struktur kepengurusan ini dengan rincian sebagai berikut : 
Direktur BKM, Yolanda Pratiwi
Sekertaris 1, Annas Nurul Hidayat
Sekertaris 2, Septi Wahyuningsih
Bendahara 1, Risa Nawangsari Basuki
Bendahara 2, Triana Murdaningtyas
Bidang Auditing, koordinator yakni Endyah Siwi Masyhtoh dan diantaranya anggota yaitu Tria widi Pangestika, Anesdiana Novianty, Dema Javi Lorensya dan Ina Angrestias S.
Bidang Pengelolaan Data, koordinator yakni Wafa Nur Hidayah dengan keanggotaan Mila Indra wati , Apriliyanti Ningtiyas,  Chossy Rakhmawati dan Vina Dinata Kamila A.
Bidang Advokasi, koordinator Rahmat Dwi Nugroho dan beberapa anggota yakni Dwi Yugo Yulianto dan Almer Aldin Pratama P. 

Presiden terpilih, Odi Junaidi mengatakan bahwa kepengurusan BKM  ini dituntut agar mampu amanah dan harapannya supaya bisa mendampingi teman-teman lembaga dalam menaungi keuangan mahasiswa. “Tentunya BKM supaya bertugas dan menjalankan amanahnya dengan baik dalam mendampingi kawan-kawan lembaga satu periode kedepan.” Ujarnya. 

“Dengan adanya pelantikan ini disadari bahwa hal ini merupakan langkah awal tugas berat yang akan diemban selama satu periode mendatang. ” Imbuhnya

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni, Agus Purwadiminta mengamini bahwa tidak mudah mengkritisi keuangan mahasiswa namun ia mengapresiasi mahasiswa yang bersedia mendedikasikan waktunya untuk menjembatani lembaga dan Biro kemahasiswaan dalam hal keuangan. #infoump (UK/Bhas)
Continue reading →
Sabtu, 30 Juli 2016

Rektor dorong Organisatoris intelek dan produktif

0 komentar
Utamakan Pelantikan Presma dan wapresma

Pelantikan dan pengambilan sumpah presiden dan wakil presiden mahasiswa terpilih periode 2016-2017.

  Bhaskara- Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Syamsuhadi Irsyad hadir memberikan restu dalam pelantikan presiden dan wakil presiden mahasiswa terpilih periode 2016-2017 yakni Odi Junaidi dan M.Imam Ibadi, Jumat malam (29/7) di Loby Fakultas Teknik UMP.

   "Saya mengutamakan lebih dulu hadir pada undangan pergantian presiden dan wakil presiden mahasiswa.” Ujarnya saat menyampaikan sambutan yang bertepatan saat malam peksimida berlangsung. Dia pun menambahkan bahwa  pelantikan ini menjadi cerminan pengembangan dimasa lalu sehingga silahkan kepengurusan presiden beserta jajarannya selama satu tahun mendatang mempersiapkan dengan serius agar mampu memberi arti bagi perkembangan, pemikiran, langkah dan tujuan dari tanggung jawab masing-masing.

  "Namun dikala sibuk, presiden terpilih dan jajarannya jangan sampai kalah oleh teman-teman yang tidak aktif dalam keorganisasian." Ungkapnya. Dia mendorong organisatoris untuk memiliki nilai dari kemampuan akal dan memperhatikan pemanfaatan waktu yang mampu dikelola baik.


Bahan evaluasi

    Demisioner presiden periode 2015-2016, Bayu Prayoga mengakui kekurangannya sebagai pemimpin dalam mendorong berorganisasinya mahasiswa. "Padahal salah satu visi kabinet kami adanya gerakan nasional tetapi tidak mampu terwujud karena konsen dengan sesuatu yang bersifat internal.” jelasnya.

     "Ini dapat dijadikan bahan koreksi dan evaluasi kepemimpinan odi-imam." Imbuhnya. Dia pun berpesan untuk melanjutkan sesuatu yang telah dimulai dalam kabinet sebelumnya.


Momen pergerakan

       Presiden terpilih, Odi Junaidi melantunkan visi yang dibangun dengan harapan adanya partisipasi dan sinergitas KM UMP sebagai momen pergerakan untuk menunjukkan kapasitasnya.

      "Kami menyadari amanah ini merupakan beban moral dan tanggung jawab yang besar, semoga kepercayaan ini menjadikan KM UMP lebih baik lagi." Harapnya. #infoUMP (UK/Bhas)
Continue reading →
Selasa, 19 Juli 2016

Rekam Jejak Calon Presiden

0 komentar

 Tri Adi Saputro adalah mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, tercatat mulain menjadi mahasiswa UMP tahun 2013. Lahir di Purbalingga 14 Mei 1994. Bertempat tinggal di Desa Penaruban RT.01 RW.02, Kec. Kaligondang, Kab. Purbalingga. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di MI Istiqomah Sambas Purbalingga, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP N 5 Purbalingga hingga 2009, kemudian ia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Padamara dan selesai tahun 2012.
    Beberapa organisasi intra kampus pernah diikutinya, diantaranya pada tahun 2015 menjabat Advokasi di HMPS Teknik, lalu pada kepemiminan Presiden BEM U tahun 2015-2016, saat terjadi reshuffle ke tiga, ia dipercaya menduduki jabatan staf Kemendagri. Capaian akademiknya meraih IPK 2,53.

    Reynaldi Haryan Prasetio adalah mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, tercatat mulai menjadi mahasiswa UMP tahun 2013. Lahir di Purbalingga 23 April 1994. Bertempat tinggal di Desa Makam RT.02 RW.05, Kec. Rembang, Kab. Purbalingga. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SD N 1 Makam, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP N 2 Remabng hingga 2009, kemudia ia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Rembang dan selesai tahun 2012.
       Pada tahun 2015 ia menjabat sebagai ketua di HMPS PPKN. Tercatat pernah berproses di UKM Teater Perisai namun akhirnya menghilang tanpa konfirmasi saat hari pementasan, saat itu ia dipercaya menjadi pemeran utama dalam pementasan bertajuk “Bahtera” tahun 2015. Capaian akademiknya meraih IPK 2,37.

     Odi Junaedi adalah mahasiswa Fakultas Keguruan  dan Ilmu Pendidikan, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, tercatat mulai menjadi mahasiswa UMP tahun 2013. Lahir di Banyumas 9 Agustus 1994. Bertempat tinggal di Jl. Kemiri RT.05 RW.04, Kec. Sumpiuh, Kab. Banyumas. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SD N 5 Glempang Pasir, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP N 1 Sumpiuh hingga 2010, kemudia ia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di SMA N 1 Sumpiuh dan selesai tahun 2013.
    Beberapa organisasi intra kampus pernah diikutinya, diantaranya pada tahun 2014-2016 menjabat sebagai pengurus di HMPS PGSD dua periode, lalu pada kepemiminan Presiden BEM U tahun 2015-2016, ia dipercaya menduduki jabatan Menteri Advokasi. Capaian akademiknya meraih IPK 3,78.

      Muhammad Imam Ibadi adalah mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Informatika, tercatat mulai menjadi mahasiswa UMP tahun 2013. Lahir di Lampung 9 Januari 1996. Mahasiswa perantauan ini tinggal di Jl. Letnan Sudani RT.03 RW.02, Kembaran Kulon, Kab. Purbalingga. Menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2007 di MI Al-Falah Lampung, lalu melanjutkan pendidikan menengah pertama di MTs Al-Falah Lampung hingga 2010, kemudia ia melanjutkan ke jenjang sekolah menengah atas di MA Al-Falah Lampung dan selesai tahun 2013.
    Beberapa organisasi intra kampus pernah diikutinya, diantaranya pada tahun 2014-2015 menjabat sebagai staf Departemen Kerohanian. Ia juga aktif sebagai pengurus UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) LDK Al-Khafi tahun 2014-2016 selama dua periode. Lalu pada kepemiminan Presiden BEM U tahun 2015-2016, ia dipercaya menduduki jabatan Menteri Agama. Capaian akademiknya meraih IPK 2,70.
Continue reading →
Senin, 18 Juli 2016

Menanti KM UMP Produktif

0 komentar
    
   Bhaskara- Dalam menyongsong Hari Pemilihan Umum Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) mahasiswa UMP akan dilaksanakan pada hari Rabu (20/7). Kampanye calon nomor urut satu dan dua telah dilakukan dengan berbagai media termasuk melalui media sosial. Hal ini menjadi ajang pengenalan wajah masa depan KM UMP satu periode kedepan. Dari kedua kandidat pun menawarkan visi dan misi serta program unggulan masing-masing demi pembenahan KM UMP. 
Capres nomor urut satu, Tri Adi Saputro mengatakan bahwa dalam mewujudkan visinya yaitu terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan islam, dia menawarkan adanya perpustakaan online untuk KM UMP, melaksanakan pengabdian masyarakat melalui pendirian TPQ di sekitar UMP dan menciptakan budaya intelektual dengan forum dialektika. 
"Minat baca mahasiswa UMP sangat kurang, makanya kita perlu menciptakan hal baru dengan hadirnya perpustakaan online sesuai referensi dari DIKTI, juga mengajak mahasiswa akan terjun langsung ke masyarakat dan merangkul seluruh mahasiswa dengan diskusi publik dan debat,” katanya.
Salah satu strategi yang akan digunakan Capres-Cawapres nomor urut satu, yaitu pembenahan dalam internal terlebih dahulu. Langkahnya yaitu mengaktifkan forum diskusi ke lembaga lewat forum gubernur dengan mengerahkan mentri-mentri untuk terjun langsung ke fakultas dan meneruskan ke masing-masing HMPS dan ke mahasiswanya.
  "Kita mengaktifkan forum yang sudah ada di Fakultas termasuk forum UKM dan dibenahi.” Ujar Adi. Cawapres, Reynaldi Haryan Prasetio menambahkan dengan adanya forum ini tujuannya juga merubah stigma masa lalu mengenai kinerja BEM yang belum mewadahi seluruh mahasiswa.          Adapun target yang diharapkan oleh kandidat nomor satu sudah bisa dirasakan dalam waktu enam bulan kepengurusan dan telah menghasilkan produk.  
Adapun Capres Cawapres nomor urut dua, Odi Junaedi dan M. Imam ibadi mengatakan perumusan visi misi ini terlahir dari analisis mengenai KM UMP. Visi dari kandidat ini yakni mewujudkan BEM UMP yang berkarakter, edukatif dan berdedikasi untuk KM UMP. 
“Inilah yang dibutuhkan KM UMP saat ini, yaitu karakter pemimpin untuk menjadi contoh dengan menanamkan nilai keislaman, kejujuran dan kedisiplinan serta cinta kebangsaan, edukatif yakni mengembalikan fungsi mahasiswa untuk menyebarkan intelegensinya dan berdedikasi terhadap KM UMP dengan pembuktian melalui tindakan,” jelas Odi. 
Dia mengatakan bahwa program yang akan dilaksanakan adalah restorasi mahasiswa yakni pengembalian pamor dari mahasiswa yaitu tidak hanya belajar akademik tetapi harus memiliki kompeten dan progresif. Strategi yang akan diterapkan, yakni melalui edukasi untuk memunculkan figur pemimpin, begitupula jiwa berorganisasinya mahasiswa baru dan lembaga, karena ini juga merupakan salah satu wadah pembelajaran untuk mahasiswa seluruhnya. “Kita akan mewujudkannya melalui edukasi, pembelajaran dan pelatihan,” ungkap Imam.
Dalam pencapaian rencana yang dicanangkan, mereka mengharapkan ini dapat terlaksana secepatnya. Sesegera mungkin melaksanakannya, tentunya dengan adanya persiapan kurikulum yang matang dan mencoba merealisasikan di hari-hari Besar seperti Hari Sumpah Pemuda. “Sedangkan tujuan utamanya adalah pembenahan KM UMP yang lebih baik dengan meminimalisir krisis kepemimpinan.” Imbuhnya.
Tentunya dengan hadirnya dua kandidat ini menjadi harapan baru bagi KM UMP. Pernyataan senada terlontar dari kedua kandidat. Dari pasangan nomor urut satu mengatakan mereka bersedia mencalonkan diri sebagai Capres-Cawapres karena terdorong melihat kondisi UMP yang krisis pemimpin dan ini mendapat dukungan dari teman-teman. “Saya ingin menunjukkan bahwa inilah proses pembelajaran,” kata Adi. Sementara Reynaldi menambahkan dirinya tergerak karena melihat BEM sebelumnya kurang mengena pada mahasiswa. “Saya akan mencoba dan mengetahui pembelajarannya,” ucapnya. 
Begitupula dengan pasangan nomor urut dua mengaku termotivasi mencalonkan diri karena bekal yang sudah diperoleh sebelumnya. “Pengalaman ini membuat saya paham tentang sosok pemimpin yang dibutuhkan,” ungkap Odi. Dia menambahkan hal ini juga mendapat dukungan dari teman-teman lembaga dan senior yang siap membimbing serta restu dari orang tua. Cawapres nomor urut dua, Imam mengatakan lebih tertarik mencalonkan diri karena ingin mengembalikan KM UMP yang taat AD/ART serta citra BEM sebagai contoh bagi lembaga dibawahnya. 
Kedua kandidat sepakat, bahwa siapapun yang akan diamanahkan menjadi Presiden dan Wakil Presiden periode 2016-2017, mereka akan tetap memperjuangkan aspirasi yang telah disampaikan dalam visi dan misi masing-masing dan harapannya bisa terealisasikan. (UK/Bhas)

Continue reading →
Minggu, 26 Juni 2016

korban longsor terisolir

0 komentar

Foto:Detik.docxxhx


Foto:Detik.doc
 


Bhaskara - Tanah longsor yang terjadi beberapa hari lalu mengakibatkan terisolasinya dua desa di kabupaten Purworejo. Hal ini diakibatkan karena akses utama menuju kedua desa tersebut rusak tertimbun longsoran tanah. Imbasnya, sekitar 1400 warga dari dua desa tersebut hanya mengandalkan bantuan yang datang, karena perekonomian mereka yang lumpuh total, Sabtu (25/6).
 Sugeng, selaku kepala dusun Kradenan mengatakan memang tidak seluruhnya bergantung pada bantuan, Tapi sebagian besar kebutuhan masih bergantung pada bantuan.
Hal ini disampaikan Sugeng di posko Desa Tlogorejo Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Sabtu (25/6/2016) dikutip dari detikNews.
 Desa Tlogorejo menjadi desa terakhir atau terjauh setelah Desa Sudimoro yang hingga hari ini hanya bisa dijangkau dengan berjalan kaki atau kendaraan offroad melalui aliran sungai.
 Menurut Sugeng, warga desa setempat sangat kesulitan saat hendak melakukan aktivitas kerjanya dan membeli kebutuhan keluarganya karena akses jalan rusak "Kami mau beli (kebutuhan hidup) gimana tidak bisa keluar desa, belum mulai kerja. Masih kerja bakti dulu. Kerjanya ya kalau punya peliharaan saja," katanya.
Sedangkan kondisi mereka tak hanya terisolir juga terputus dari aliran listrik. Setiap malam tiba, warga hanya menyalakaan lilin untuk penerangan. “Lilin kami dapat dari bantuan juga," imbuhnya. Untuk mengambil bantuan di dua desa terdekat, yakni Desa Ngaran dan Desa Sudimoro, mereka harus berjalan 2-5 km. Desa Tlogorejo berjarak sekitar 15 km dari Kota Purworejo jika ditempuh dari Dusun Caok dan Desa Sudimoro.
Namun karena jalur tersebut putus, masih ada jalur lain melalui Kaligesing. Namun jaraknya lebih jauh dua kali lipat dengan kondisi jalan yang curam dan rusak sehingga hanya kendaraan offroad yang bisa digunakan untuk melaluinya. Keadaan yang sama terjadi di Desa Sudimoro. Sekretaris Desa Sudimoro, Turiah berharap perbaikan jalan yang ambrol dan tertutup longsor segera rampung, serta aliran listrik kembali normal.
"Kami tidak bisa mencari nafkah. Tidak bisa apa-apa. Karena meski bertani, mau jualnya juga susah karena jadi jatuh harganya karena biaya transportasi mahal," ulasnya. Seorang warga Desa Sudimoro, Asrofi mengaku dia dan warga lainnya sudah mulai tertekan dengan kondisi ini.
"Sudah mulai stres karena tidak bisa apa-apa, tidak bisa ke mana-mana. Kerja tidak bisa," kata Asrofi. Bantuan yang dibutuhkan dua desa ini yakni lampu penerbangan darurat, senter, sembako, bahan makanan segar, hingga bensin. Siang ini dua alat berat mulai bekerja menyingkirkan material lumpur dan batuan yang menimbun jalan yang menjadi tumpuan warga tersebut. Pihak PLN sempat menjanjikan kepada Sugeng dalam 2-3 hari ke depan desanya akan bisa kembali mendapat aliran listrik. "Kemarin bilangnya 3-4 hari lagi. Semoga bisa selesai (perbaikannya)," harap Sugeng. (DK/Bhaskara)
Continue reading →

Labels