Jumat, 11 Desember 2015

Peran Mahasiswa Terkendala Peraturan - Terkait Pemilihan Dekan Fakultas Ekonomi

0 komentar

Bhas_doc
BHASKARA - Ahmad Darmawan jadi calon tunggal pengganti Dekan Fakultas Ekonomi, Iwan Fakhrudin. Sayangnya, peran mahasiswa belum diikutkan dalam proses pemilihannya. Suara mahasiswa terkesan dianggap sebelah mata. Pihak fakultas beralasan belum ada peraturan yang mengakomodir. Padahal, mahasiswalah yang nantinya akan merasakan dampak kebijakan dari Dekanat secara langsung

Menurut Agung Handoko, mahasiswa Prodi Menejemen semester 7, seharusnya ada perwakilan-perwakilan mahasiswa yang ikut dalam pelaksanaan pemilihan Dekan. “Hak mahasiswa harus dianggap karena Mahasiswa selaku rakyat Ekonomi. Setidaknya diwakili BEM fakultas ekonomi, yang terlebih dahulu menampung aspirasi dari mahasiswa. Agar nantinya keinginan-keinginan mahasiswa dapat terakomodir,” ujar dia, Kamis (11/12) lalu.

            Sementara itu, Alang Wiyuda, mahasiswa Prodi Akuntasi semester 5 menyatakan, keterlibatan mahasiswa harus ada dalam proses pemilihan pimpinannya. “Masa peran mahasiswa tidak ada. Meski diperaturannya belum ada, kan tinggal dibikin aja. Kalau pihak fakultas serius mengakomodir peran mahasiswa, ya tinggal dibuat,” katanya.

            Asas demokrasi belum terlihat di civitas akademika UMP, dalam setiap proses pemilihan pimpinan universitas maupun fakultas. Pasalnya, peran mahasiswa belum dimasukkan dalam peran sentral proses pemilihannya. Sejauh ini proses pemilihan di tingkat fakultas dan universitas, hanya dari Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi, dan perwakilan dosen.

            Ketua DEMA Fakultas Ekonomi, Mohammad Yopie mengatakan, mahasiswa itu rakyat. Tentu rakyat memiliki hak untuk memilih pimpinannya. Menurutnya, permasalahan terkait peraturan belum ada yang mengatur, harus segera direalisasikan, supaya mahasiswa mempunyai peran.

“Tidak tahu  kenapa mahasiswa tidak diikutsertakan dalam pemilihan Dekan, rule itu adalah kebijakan pusat (Rektorat). Mahasiswa harus ikut disertakan karena mahasiswa adalah bagian atau rakyat yang akan dibimbing dan dipimpin oleh dekan,” kata dia.
            Terkait adanya peran mahasiswa dalam proses pemilihan dekan juga dinilai perlu oleh gubenur bem ekonomi Dwita Aliniar. “Ya memang perlu adanya suara mahasiswa ekonomi terkait pemilihan dekan,” jelasnya.

Ditemui terpisah, Dekan Ekonomi Iwan Fakhrudin menyatakan, proses pemilihan calon dekan dimusyawarahkan sesuai aturan. Dalam proses pemilihan dekan, dibutuhkan senat yang terdiri dari Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi, dan Perwakilan Dosen, untuk turut memilih.
“Semua dosen yang memenuhi syarat diberikan surat yang isinya kesediannya dan tidak kesediannya untuk menjadi kandidat dalam proses pemilihan calon dekan. Proses pemilihan calon dekan melalui musyawarah, untuk mahasiswa belum diikutsertakan, karena semuanya mempunyai porsi sendiri-sendiri. Di samping itu, juga belum ada aturannya mahasiswa ikut memilih,” paparnya. (Bhas_Jaka,Deki,Oki)
Continue reading →
Sabtu, 23 Mei 2015

Rahmat: Penentuan Nomor Urut Capres dan Cawapresma Berlangsung Kondusif

0 komentar
Proses pengambilan nomor urut calon Presma.Bhas_doc.
Bhaskara_Tahapan ketiga dalam proses Pemilwa telah terlaksanakan. Ini dimulai dari tahap pendaftaran bakal calon, disusul dengan tahap screening sampai tahap ketiga, yaitu  pengambilan nomoe urut calon Presma dan calon wakil presiden mahasiswa, yang dilaksanakan  kemaren Jum’at (22/5) di gedung PKM lantai tiga. Proses pengambilan nomor urut calon  disaksikan oleh sejumlah Lembaga serta Panitia KPU.
Dalam proses pengambilan nomor urut ini, Ketua Panitia KPU mempersilahkan, bagi masing-masing bakal calon untuk ke depan, mengambil undian yang sudah disiapkan oleh Panitia. Setelah masing-masing calon Presma mengambil undian dan dibuka di depan seluruh tamu undangan. Pasangan calon Presma Eko Febrianto dan Tutut Rusliyanto mendaptkan nomor satu dan pasangan Bayu Prayoga dan Egi Delilana menempati urutan nomor dua.
Pasangan yang menempati nomor urut satu Eko Febrianto, saat dimintai tanggapannya, mengatakan sangat bersyukur, karena hasilnya seperti yang diharapkan, yaitu mendapatkan nomor urut satu.
“Akhirnya tepat seperti ekspetasi saya, dengan harapan mendapatkan nomor satu ternyata terwujud. Semoga ini bisa membuat saya percaya diri dan mendapatkan hasil yang terbaik,” ungkap Eko.
Berbeda dengan  Eko, calon Presma yang mendapatkan nomor urut dua, Bayu Prayoga mengatakan  merasa biasa saja, karena dirinya menganggap ini tidak lebih hanya nomor urutan saja.“Nomor urut itu kan hanya simbol saja, yang  lebih penting bagaimana kualitas dan hasilnya  nanti, itu yang lebih menentukan bukan nomor urut, “ kata Bayu.
Tekait hal ini,  Ketua Komisi Pemilihan Umum Mahasiswa Rahmat Dwi Nugroho, menuturkan merasa lega, karena tahap ketiga dari proses Pemilwa ini sudah terlaksanakan dengan kondusif serta disaksikan oleh kawan-kawan Lembaga di KM UMP.
“Akhirnya tahap ini selesai, tinggal berlanjut tahap selanjutnya. Setelah ini kampanye, semoga jalannya kampanye besok dapat berjalan dengan lancar dan aman. Selain itu, kedua calon dapat bersaing dengan sportif,”  kata Rahmat. (Bhas_Wij)
Continue reading →
Rabu, 13 Mei 2015

Sistem Baru Perebutan Dana Kompetisi

0 komentar
Illustrator by Fery Hertanto
Bhaskara Bertempat di gedung PKM Lantai tiga senin (11/5) Badan Keuangan Mahasiswa (BKM) telah laksanakan laporan keuangan lembaga dalam sidang triwulan jilid tiga. Salah satu hasil sidang tersebut ialah tersedianya dana segar sebesar Rp. 115.334.250,- terhitung per Mei yang siap diperebutkan oleh seluruh lembaga di KM UMP.  Ada yang berbeda pada agenda triwulan kali ini, BKM tawarkan sistem baru terkait pengelolaan dana kompetisi periode 2015.
            Sistem baru yang ditawarkan BKM memiliki dua tahapan yaitu satu, tahap periodesasi proposal masuk setiap seminggu sekali, Mulai dari tanggal 15 mei sampai akhir juli. Tahap kedua yaitu pemaparan. Setelah proposal masuk, setiap lembaga tersebut wajib mempresentasikan, tujuan dari proposalnya masing-masing untuk ditimbang dan dinyatakan lolos.
“Kami meminta proposal yang masuk dipresentasikan terlebih dahulu oleh masing – masing lembaga. Dari presentasi yang diberikan, kami jadi tahu mana kegiatan yang berkualitas dan bersifat urgent. Sehingga kami berharap dana kompetisi yang diberikan tepat guna”, ungkap Wakil Direktur BKM, Bayu Prayoga.
Terkait dengan sistem baru tersebut, Ketua Teater Perisai, Adityanang Prio Laksono melihat hal ini cukup bagus. Dengan system ini otomatis, proposal yang lolos benar-benar mempunyai kegiatan yang berkualitas.
“ Saya setuju dengan sistem baru ini, dan harapan saya ini dapat dijalankan sesuai dengan sebagimana mestinya”, ungkap Adit.
Ditemui ditempat lain, Ketua HMPS PBSI, Ahmad Sofian Robbani, mengharapkan. Jangan sampai ada kecurangan apapun yang melatarbelakangi lolosnya proposal.
“Dana kompetisi dapat menjadi penyemangat lembaga untuk berkegiatan dan mendapatkan dana. Sehingga BKM harus jeli dan teliti memilih kegiatan mana yang memang penting dan bermutu. Pada pemaparan proposal nanti, BKM kan menjadi eksekutor terakhir dalam penentu diterima atau tidaknya proposal itu, maka dengan ini semoga BKM bisa sportive, menjaga sikap jujur dan tidak berpihak pada siapapun”, kata Bani. (Bhas_Wij)
Continue reading →
Selasa, 12 Mei 2015

Diduga Kinerja KPUM Rentan Molor, DEMA Merestuinya

0 komentar
Foto Istimewa.doc
Bhaskara– (12/5) Kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) bergerak lamban menjalankan tugasnya. Paska pembentukan KPU (14/4) hingga berita ini turun, KPU baru memberikan persyaratan bakal calon Presiden Mahasiswa senin malam (11/5). Publikasi pelaksanaan pemilihan umum mahasiswa (PEMILWA) direncanakan baru dilakukan di akhir bulan Mei ini, namun belum ada kepastian yang paten untuk publikasi tersebut. Meskipun demikian DEMA selaku pengawas tidak mempersoalkan keadaan kinerja KPU. Seperti yang diungkapkan ketua KPU, Rahmat Dwi Nugroho.
“Tanggal 27 Mei 2015 itu merupakan patokan pelaksanaan Pemilwa, namun belum ada kepastian. Tanggal pelaksanaan masih bisa mundur, ini tidak masalah, dari DEMA tidak mempersoalkan apabila ada kemunduran PEMILWA,” Ujar Ketua KPU, Rahmat saat ditemui Bhaskara.
Kejelasan PEMILWA KM UMP yang belum dipatenkan, membuat seluruh elemen mahasiswa tidak mengetahui kapan tahapan PEMILWA tepatnya akan dimulai dan akan berakhir. Menurut mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Nur Abdul Ilah Najih, dirinya hanya mengetahui KPU telah dibentuk, namun mengenai penjadwalan PEMILWA belum diketahuinya sama sekali.
“Saya belum tahu kapan akan dilaksanakan Pemilwa, hanya mendengar KPU sudah dibentuk. Ini keadaan yang memprihatinkan dan perlu segera diperbaiki.,”  Katanya.
Terkait keadaan tersebut Ketua UKM Mapala Satria, Bangun Rizki menuturkan sebagai lembaga yang membawahi dan berwenang mengawasi kinerja KPU, DEMA dituntut berperan aktif dan tegas dalam mengontrol jalannya PEMILWA. “KPU yang bekerja lamban, seharusnya ditegur dan ditindak tegas oleh DEMA selaku lembaga yang memiliki jalur komando terhadapnya”. Ujar Bangun.
Sampai berita ini diturunkan Ketua DEMA, Rya Dwi Aditya memilih diam saat dikonfirmasi Bhaskara. ( Dila_Bhas)
Continue reading →

Apa Kabar Jomblo-Jomblo UMP?

0 komentar
Sudah hampir satu tahun student government di UMP hampa tanpa adanya seorang Presiden BEM. Kehadiran Presiden BEM sangatlah penting, karena melalui Presidenlah, keresahan tentang suka duka kebijakan yang dirasakan oleh mahasiswa dapat tersampaikan. Sama halnya seperti para jomblo,  tanpa kekasih mereka tidak bisa cerita tentang keluh kesah kehidupannya. Kasihan sekali kan para jomblo - jomblo kampus ini.
Akibat adanya kekosongan kursi UMP satu ini praktis mahasiswa kehilangan sosok yang minimal bisa menjadi tempat curhatnya. Mahasiswa kebingungan untuk bercerita dan mengeluarkan aspirasi kepada siapa ketika mereka punya masalah tentang kampusnya. Baik masalah dengan para dosen ataupun kebijakan kampus yang dirasa memberatkan bagi mereka.
Seperti halnya gebetan yang menempati posisi utama dihati para jomblo, Presiden juga diposisikan sebagai penguasa tertinggi badan eksekutif. Presiden telah diposisikan sebagai sosok pelindung mahasiswa dari kebijakan yang terkadang dikeluarkan seenak jidat sendiri oleh para pemangku kebijakan.
            Masa peralihan antara presiden yang dulu dan sekarang seharusnya tidak berlangsung lama seperti telenovela (bertele-tele), ini seolah-olah student government tidak bisa move on dari masa kepresidenan yang lalu. Padahal kegalauan mahasiswa mesti segera diselesaikan.
DEMA Universitas sebagai lembaga legislatif sekaligus yudikatif menjadi salah satu juru kunci bagi mahasiswa untuk menemukan sosok yang akan menjadi Presiden melalui tahap Pemilihan Umum Mahasiswa. Mengingat urgenitas terkait jabatan Presiden yang kosong.
Sekarang, Komisi pemilihan Umum telah dibuat, seharusnya mampu memberikan secercah harapan bagi mahasiswa untuk segera mendapatkan kekasihnya, bahwa sebentar lagi mereka akan memiliki Presiden, artinya mahasiswa selesai status  jomblo .
Namun, nasib para jomblo menjadi PHP ( penerima harapan palsu ), mungkin akan dialami pula oleh mahasiswa. Pasalnya kehadiran KPU yang digadang-gadang sebagai angin segar ternyata kurang greget dalam menjalankan tugasnya. Dengan sisa waktu yang sedikit, KPU hendaknya melakukan gerakan yang lebih masif atau bahkan membuat gebrakan baru agar pemilihan Presiden segera dilaksanakan.
Bagai sayur tanpa garam, bagai jomblo tanpa pacar, bagai kehilangan belahan jiwa. Kinerja lembaga tinggi tidak akan maksimal jika ketiga unsur ada yang belum ada. Tidak ada lembaga yang tertinggi dalam student goverment. DEMA U, BEM U, dan BKM adalah tiga unsur yang masing-masing memiliki tempat istimewa di lembaga dan di hati mahasiswa.
Untuk itu, kesegeraan adanya pemilihan Presiden adalah harapan bagi para jomblo (mahasiswa) UMP. Namun bukan berarti karena terlalu lama menjomblo, kita memilih pacar (Presisiden) yang asal-asalan alias abal-abal. Kita harus memilih Presiden yang berjuang atas nama mahasiswa bukan atas nama kepentingan kelompok atau atas nama golongan untuk menguasai! Alias Presiden titipan, sehingga mahasiswa menjadi kekasih yang sebenar-benarnya bagi Presiden.
Oke,sampai disini dulu ya tulisan saya kali ini untuk jomblowan dan jomblowati Keluarga Mahasiswa (KM) UMP. semoga kita lekas mendapatkan pacar yang layak, berkualitas,  teruji, unggulan dan tidak memiliki banyak rapot hitam. Untuk menutup tulisan yang pendek ini, mari kita berdoa dan berusaha memilih yang selektif. “Dari mahasiswa untuk mahasiswa, dari KM untuk KM, demi kemajuan KM bukan kehancuran KM.(Bhas)
Continue reading →
Selasa, 21 April 2015

Peringatan Hari Bumi, Forum KM UMP Gandeng Komunitas Sepeda Ontel Indonesia – Banyumas

0 komentar
pemasangan banner car free day ebagai bentuk publikasi sebelum tanggal 22 april. bhas_doc
Bhaskara - Senin siang (20/4), beberapa mahasiswa UMP yang tergabung dalam Forum KM ( keluarga Mahasiswa) berkumpul bersama di lapangan voli guna persiapan peringatan Hari Bumi di kampus UMP. Pembuatan lukisan di banner bekas sudah mulai dilakukan oleh mahasiswa,serta penempelan surat edaran disetiap fakultas sudah dilaksanakan.
Acara yang dilakukan nanti berupa Car Free Day yang berlangsung dari pukul 07.00 – 12.00 WIB dan orasi untuk bersepeda dari Komunitas Sepeda Ontel Indonesia – Banyumas ( KOSTI ).
“ di acara car free day nanti kami mengharapkan partisipasi dari semua pihak civitas akademika agar acara berjalan dengan lancar ”, ujar koordinator lapangan, Rizky Setiawan saat ditemui dilapangan voli.
Tema yang diusung pada peringatan Hari Bumi ini adalah “ Go Green with Your Bike” yang bertujuan mengajak mahasiswa dan civitas akademika menggunakan sepeda untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan dari asap kendaraan bermotor.
Menurut ketua forum UKM, Fajar, mengatakan partisipasi komunitas sepeda ini untuk memberikan respon yang positif bagi mahasiswa agar lebih memilih menggunakan sepeda dibandingkan dengan kendaraan bermotor. Serta sebagai tuntutan bagi pihak universitas untuk menyediakan sepeda kampus di UMP.
“ kami menggandeng komunitas sepeda untuk mengajak mahasiswa menyukai sepeda,dan sebagai bentuk tuntutan kepada rektorat agar segera disediakannya fasilitas sepeda untuk digunakan diarea kampus. Karena semakin hari semakin banyak jumlah kendaraan yang terparkir di kampus dan menambah polusi udara”. Ujarnya
Continue reading →
Jumat, 17 April 2015

Beragam Bahasa, Pentas Maligi Bejibun Kritik

0 komentar
Stupen 2015 Teater Perisai "Maligi". Bhas.Doc.
Studi pentas (Stupen) 2015 Teater Perisai yang di sutradarai oleh Adhy Pramudya yang membawakan naskah “Maligi” menuai banyak kritik terkait pementasannya. Penonton dibuat bingung karena dalam pementasan tersebut banyak menggunakan bahasa-bahasa dari banyak daerah di Indonesia.


BHASKARA- Kamis (16/4), Teater Perisai menggelar Studi Pentas (Stupen) yang berjudul “ Maligi “ di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP. Beragam Bahasa menjadi kendala bagi penonton dalam memahami isi pementasan ini. Pasalnya, Beragam bahasa diambil dari berbagai suku daerah di Indonesia.
Pementasannya bagus, tetapi pesannya kurang bisa ditangkap karena bahasa yang asing”, ujar Rivandi salah satu penonton. Hal serupa juga dilontarkan oleh Budayawan,Wage Teguh Wijono , “Saya merasa bingung karena bahasanya dengan banyak dialek dan saya kira penonton juga bingung, apalagi penonton awan yang baru pernah menonton pementasan drama sekali”.ujarnya.
Kebingungan tersebut sudah diperkirakan oleh sutradara. Namun, hal ini dibuat dengan tujuan untuk mengenalkan bahasa – bahasa yang ada dari berbagai daerah di Indonesia.
“Di sini saya ingin lebih mengenalkan bahasa-bahasa yang ada banyak daerah di Indonesia kepada semua penonton, dan dari situ saya juga mengajak penonton untuk berpikir tentang inti dan pesan dari pementasan ini”, ujar Sutradara, Adhy Pramudya yang ditemui seusai pentas.
Dibalik panggung, setelah pementasan selesai terlihat para aktor sangat bahagia karena telah menyelesaikan tugas pertama mereka sebagai anggota baru Teater Perisai. Meskipun gugup dan melelahkan, semua sudah terbayarkan dengan pementasan ini. “Gugup pasti dirasakan, selama latihan juga saya mengalami permasalahan dengan banyaknya bahasa yang digunakan dan saya juga sempat mengeluhkan pada mas Adhy selaku sutradara”, tutur Abdul aziz alias Lemon sebagai salah satu aktor yang memerankan tokoh iblis.
Berbagai kritik dan tanggapan yang datang, ketua umum Teater Perisai, Adityanang Prio Laksono alias Panjul menanggapi dengan tenang dan sangat mengapresiasi hasil pementasan anggota- anggotanya, ”Meskipun banyak kritikan, tetapi pementasan kali ini patut di apresiasi karena bisa membawakan naskah yang berbeda dari pementasan angkatan tahun sebelumnya” tuturnya.
.
Pentas yang di sutradarai oleh Adhy Pramudya ini mengambil aliran yang memadukan surealisme-realisme. Mengadaptasi dari Novel Italia milik Nocolo Machiaveli yang kemudian diadaptasi oleh T. Arif menjadi naskah lakon berbahasa Indonesia yang berjudul “Ketika Iblis Menikahi Seorang Perempuan”. Pasalnya pentas tersebut disampaikan dengan beragam dialek bahasa dari berbagai suku di Indonesia. (Pras/Lut_Bhas)


Continue reading →
Selasa, 13 Januari 2015

Pemilihan Rektor UMP Telah Dimulai

0 komentar
            
        


             BHASKARA - Di tahun 2015 ini Universitas  Muhammadiyah Purwokerto (UMP) melaksanakan pemilihan rektor baru untuk priode 2015 – 2019. Proses pemilihan rektor terbilang cuku lama dari (16/12 2014 – 09/07 2015). Saat ini pembahasan siapa calon rektor potensial untuk UMP sudah ramai dibicarakan pada tataran Fakultas.
          Mekanisme pemilihan rektor terbagi menjadi 8 tahap. Rapat Senat I, Rapat Fakultas dalam rangka penjaringan  bakal calon (balon) rektor, Rapat Senat II, permohonan rekomendasi PWM Jawa Tengah, Rapat Senat III, Rapat Senat IV, Pengusulan nama calon rektor ke PP Muhammadiyah, dan Rapat Senat terbuka.
         Pada (16/12 2014) lalu sebagai ketua senat Dr. Syamsuhadi Irsyad, M.H bersama dengan anggota senat yang lain telah membentuk panitia pemilihan , menetapkan syarat, dan tata cara pemilihan Rektor dalam Rapat Senat I. Kriteria yang dihasilkan dari rapat tersebut diantaranya beragama Islam, Kader uhammadiyah, dan profesional. Syarat khusus untuk dosen tetap dengan masa kerja minimal 10 tahun, Pendidikan minimal S-2, memiliki jabatan akademis minimal Lektor, dan pernah menduduki jabatan struktural di lingkungan UMP minimal ketua Program Studi. Syarat khusus untuk dosen tidak tetap dengan pendidikan minimal S-3, memiliki jabatan akademis minimal Lektor Kepala, mendapat ijin dari instasi induk, pernah menjabat struktural di perguruan tinggi asal. Sedangkan bagi praktisi dengan pendidikan minimal S-2, pernah mempunyai pengalaman di perguruan tinggi, dan mempunyai reputasi di tingkat nasional.
          Saat ini proses pemilihan Rektor sudah ada pada tahap penjaringan tingkat Fakultas. Yang telah dilaksanakan dari (23/12 2014 – 07/02 2015). Di tahapan ini masing-masing Fakultas mengusulkan tiga nama balon  Rektor  yang diperoleh dari rapat Fakultas.
        Setelah Fakultas secara resmi menyerahkan nama balon pada panitia pemilihan. Senat mengadakan Rapat senat II (10/2) untuk menetapkan nama balon Rektor.
            Nama balon yang telah ditetapkan oleh senat, pada (10/3) diserahkan pada Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah untuk mendapatkan rekomendasi. Dalam hal ini PWM Jawa Tengah memberikan rekomendasi kepada balon Rektor yang memiliki pengetahuan keislaman dan kemuhammadiyahan yang baik.
      Balon yang telah mendapatkan rekomendasi dari PWM Jawa Tengah, pada (07/4) akan memaparkan visi, misi, dan rencana program selama menjadi Rektor periode 2015 – 2019. Pemaparan yang dilakukan oleh balon menjadi bahan pertimbangan senat. UMP yang memiliki cita – cita menjadi World Class University membutuhkan Rektor yang berkapasitas Internasional pula.
Satu bulan kemudian (05/5) dalam Rapat Senat III, Senat menetapkan tiga Calon Rektor dengan suara terbanyak yang akan direkomendasikan kepada Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah (11/5). Dalam hal ini PP Muhammadiyah memiliki hak untuk menentukan satu dari tiga calon rektor untuk menjadi rektor UMP enpat tahun kedepan. Seperti yang tercantum pada Pedoman Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 02/PED/I.0/B/2012 tentang Perguruan Tinggi Muhammadiyah  pasal 21 ayat 8 “Pimpinan Pusat Muhammadiyah menetapkan satu dari tiga calon Rektor/Ketua/Direktur menjadi Rektor/Ketua/Direktur.”
             Rektor yang telah ditetapkan oleh PP Muhammadiyah selanjutnya dilantik dalam Rapat Senat Terbuka pada (09/7) untuk menjadi Rektor UMP periode 2015 – 2019.
           Sementara ini belum ada kendala yang berarti dalam proses pemilihan Rektor. Seperti yang dikatakan oleh ketua panitia pemilihan Akhmad Darmawan, S.E M.Si “ Untuk kendala yang terjadi sebenarnya sudah terselesaikan, seperti kendalanya mengenai peraturan dari koidah Muhammadiyah dan statuta UMP yang menyangkut tentang pencalonan kembali Rektor yang sudah menjabat dua kali periode berturut – turut,” ujarnya.
         Di dalam Statuta UMP pasal 35 ayat 6 menyebutkan “Rektor yang sudah menjabat dua periode berturut – turut dapat dipilih kembali setelah masa selang sekurang – kurangnya satu periode.”
     Namun di dalam Pedoman PP Muhammadiyah pasal 21 ayat 10 menyebutkan “Pimpinan Pusat Muhammadiyah dalam keadaan tertentu dapat mengambil kebijakan lain tentang penetapan Rektor/Ketua/Direktur demi kemaslahatan persyarikatan.” Dalam artian PP Muhammadiyah dapat menunjuk kembali Rektor yang sudah menjabat dua periode berturut – turut.
Dalam penyelesaiannya panitia pemilihan sudah mendatangi PP Muhamadiyah untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Seperti yang dikatakan oleh Akhmad Darmawan, S.E M.Si “kami dari panitia sudah mendatangi PP Muhammadiyah untuk menyelesaikan masalah itu dan PP Muhamadiyah menyarankan untuk menyesuaikan dengan Koidah Muhammadiyah karena pada dasarnya Statuta UMP ada di bawah Koidah Muhammadiyah. Apabila ada kasus seperti itu PP Muhammadiyah tidak melarangnya,” ujarnya.
          Pada dasarnya siapapun Rektor UMP yang terpilih nanti diharapkan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap jabatannya, meningkatkan, dan mempertahankan prestasi - prestasi yang telah dicapai. Seperti program World Class University yang saat ini sedang di galakan oleh  UMP. Maka UMP memerlukan fasilitas  fasilitas pendukung yang memadai dan kualitas  kualitas yang baik dibidang pimpinan, pengajar maupun materi ajar. “Siapapun yang menjadi pimpinan universitas nanti saya berharap mampu meningkatkan dan memperahankan prrestasi prestasi di UMP,” ungkap Wakil Rektor 1 bidang akademik DR. Furqanul Aziez, M.Pd  (Iam&Kho_Bhas)

Continue reading →
Minggu, 11 Januari 2015

Pembentukan KPU-M Tak Kunjung Usai

0 komentar


Bhaskara_Sudah dua bulan lebih paska Kongres Mahasiswa (Kosma) kursi kepresidenan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMP kosong. Sampai berita ini diturunkan, belum ada kejelasan penyelenggaraan pemilu raya mahasiswa. Pasalnya, KPU-M sebagai badan penyelenggara juga belum terbentuk. 
Ketua DEMA UMP Rya Dwi Aditya mengaku sudah beberapa kali mengirim surat kepada lembaga. Namun, Lembaga yang datang tidak memenuhi kuota forum, sehingga pembentukan KPU-M itu belum bisa terlaksanakan. Ketua DEMA UMP yang biasa disapa Adit mengaku, sudah beberapa kali mencoba lagi untuk mengumpulkan kawan-kawan lembaga. Tapi hasilnya masih sama saja, hanya beberapa lembaga yang datang.
“Berbagai usaha sudah saya lakukan dari mulai mengirim surat, sms, sampai mendatangi setiap sekre. Bahkan sampai melakukan penjemputan, orang yang ada disekre langsung suruh datang. Rencananya saya akan mengundang kembali seluruh lembaga pada Senin,(12/1),”  ungkap Adit.
Menurut Sekertaris MAPALA SATRIA Yuni, Komunikasi DEMA dengan lembaga yang buruk merupakan penyebab gagalnya koordinasi antar lembaga dalam pembentukan KPU-M. Ia mencontohkan, dalam pengiriman surat ke lembaga, DEMA selalu mendadak. “Sampai Minggu (11/1) sore tidak ada undangan terkait pembentukan KPU-M pada Senin (12/1). Hanya kabar burung saja,” ungkapnya.
Terpisah, menurut Ketua DEMA FKIP, yang juga anggota Dewan Kehormatan DEMA UMP Nurul mengakui, salah satu faktor terhambatnya proses pembentukan KPU-M, memang karena kurang adanya komunikasi diantara internal DEMA UMP sendiri.
“Saya merasa belum ada komunikasi yang baik, diantara DEMA UMP dengan DEMA F. Karena sejauh ini komunikasi hanya melalui surat dan sms. Untuk komunikasi secara langsung memang belum maksimal. Karena baru terjalin dengan beberapa DEMA F saja, padahal seluruh DEMA F itu adalah sebagai anggota Dewan Kehormatannya.” papar Nurul.
Nurul menyarankan DEMA UMP untuk melakukan tindakan door to door. Diharapkan selain dapat memperbaiki  komunikasi, tindakan itu sekaligus sebagai  proses sillaturahmi yang akan menumbuhkan rasa kedekatan di internal DEMA.
Mahasiswa PGSD semester 1 Windi Nur Fitria ikut menyayangkan  kenapa sampai sekarang belum ada presiden mahasiswa. Padahal menurut dia kedudukan presiden di tengah-tengah pemerintahan sangat penting, sebagai orang yang mengayomi dan melindungi  rakyatnya.
“Saya heran, dengan kondisi pemerintahan mahasiswa saat ini, kok bisa sampai sekarang belum ada Presiden BEM terpilih. Sepertinya butuh tindakan yang tepat dari DEMA UMP, untuk segera membentuk KPU,” kata Windi.
Menurut  mantan Presiden BEM periode 2013/2014, Lukman Hakim. Menyayangkan permasalahan ini berlarut-larut. Tanggung jawab DEMA UMP tidak hanya membentuk KPU-M saja, tetapi dia masih banyak kewajiban lain yang harus dijalankan. Oleh karena itu diharapkan DEMA UMP cepat menyelesaikan masalah ini. Karena menurutnya tidak etis jika kursi BEM dibiarkan lama kosong tanpa ada yang  menduduki.  Padahal presiden mewakili aspirasi seluruh mahasiswa UMP, lantas bagaimana dia bisa menjalankan fungsi dan peran mahasiswa yang diembannya.
“Saya miris sekali melihat kondisi sekarang. Terjadi permasalahan berkepanjangan yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Setelah pembubaran KPU-M yang kemarin. Seharusnya DEMA UMP mempunyai langkah nyata kedepannya untuk segera membentuk KPU-M yang baru,” ungkap Lukman.
Lukman merekomendasikan, DEMA UMP segera menyelenggarakan kuliah umum untuk seluruh mahasiswa UMP. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memberi pemahaman mengenai konstitusi kepada seluruh Mahasiswa UMP.
 “Diharapkan nantinya, ketika mereka paham maka akan muncul kepedulian dikalangan mahasiswa. Bisa jadi ketika sekarang mereka diam saja, memang karena mereka tidak tahu,” ungkapnya.(Wij&Pal_Bhas)
Continue reading →

Labels