Minggu, 11 Januari 2015

Pembentukan KPU-M Tak Kunjung Usai

0 komentar


Bhaskara_Sudah dua bulan lebih paska Kongres Mahasiswa (Kosma) kursi kepresidenan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMP kosong. Sampai berita ini diturunkan, belum ada kejelasan penyelenggaraan pemilu raya mahasiswa. Pasalnya, KPU-M sebagai badan penyelenggara juga belum terbentuk. 
Ketua DEMA UMP Rya Dwi Aditya mengaku sudah beberapa kali mengirim surat kepada lembaga. Namun, Lembaga yang datang tidak memenuhi kuota forum, sehingga pembentukan KPU-M itu belum bisa terlaksanakan. Ketua DEMA UMP yang biasa disapa Adit mengaku, sudah beberapa kali mencoba lagi untuk mengumpulkan kawan-kawan lembaga. Tapi hasilnya masih sama saja, hanya beberapa lembaga yang datang.
“Berbagai usaha sudah saya lakukan dari mulai mengirim surat, sms, sampai mendatangi setiap sekre. Bahkan sampai melakukan penjemputan, orang yang ada disekre langsung suruh datang. Rencananya saya akan mengundang kembali seluruh lembaga pada Senin,(12/1),”  ungkap Adit.
Menurut Sekertaris MAPALA SATRIA Yuni, Komunikasi DEMA dengan lembaga yang buruk merupakan penyebab gagalnya koordinasi antar lembaga dalam pembentukan KPU-M. Ia mencontohkan, dalam pengiriman surat ke lembaga, DEMA selalu mendadak. “Sampai Minggu (11/1) sore tidak ada undangan terkait pembentukan KPU-M pada Senin (12/1). Hanya kabar burung saja,” ungkapnya.
Terpisah, menurut Ketua DEMA FKIP, yang juga anggota Dewan Kehormatan DEMA UMP Nurul mengakui, salah satu faktor terhambatnya proses pembentukan KPU-M, memang karena kurang adanya komunikasi diantara internal DEMA UMP sendiri.
“Saya merasa belum ada komunikasi yang baik, diantara DEMA UMP dengan DEMA F. Karena sejauh ini komunikasi hanya melalui surat dan sms. Untuk komunikasi secara langsung memang belum maksimal. Karena baru terjalin dengan beberapa DEMA F saja, padahal seluruh DEMA F itu adalah sebagai anggota Dewan Kehormatannya.” papar Nurul.
Nurul menyarankan DEMA UMP untuk melakukan tindakan door to door. Diharapkan selain dapat memperbaiki  komunikasi, tindakan itu sekaligus sebagai  proses sillaturahmi yang akan menumbuhkan rasa kedekatan di internal DEMA.
Mahasiswa PGSD semester 1 Windi Nur Fitria ikut menyayangkan  kenapa sampai sekarang belum ada presiden mahasiswa. Padahal menurut dia kedudukan presiden di tengah-tengah pemerintahan sangat penting, sebagai orang yang mengayomi dan melindungi  rakyatnya.
“Saya heran, dengan kondisi pemerintahan mahasiswa saat ini, kok bisa sampai sekarang belum ada Presiden BEM terpilih. Sepertinya butuh tindakan yang tepat dari DEMA UMP, untuk segera membentuk KPU,” kata Windi.
Menurut  mantan Presiden BEM periode 2013/2014, Lukman Hakim. Menyayangkan permasalahan ini berlarut-larut. Tanggung jawab DEMA UMP tidak hanya membentuk KPU-M saja, tetapi dia masih banyak kewajiban lain yang harus dijalankan. Oleh karena itu diharapkan DEMA UMP cepat menyelesaikan masalah ini. Karena menurutnya tidak etis jika kursi BEM dibiarkan lama kosong tanpa ada yang  menduduki.  Padahal presiden mewakili aspirasi seluruh mahasiswa UMP, lantas bagaimana dia bisa menjalankan fungsi dan peran mahasiswa yang diembannya.
“Saya miris sekali melihat kondisi sekarang. Terjadi permasalahan berkepanjangan yang seharusnya bisa segera diselesaikan. Setelah pembubaran KPU-M yang kemarin. Seharusnya DEMA UMP mempunyai langkah nyata kedepannya untuk segera membentuk KPU-M yang baru,” ungkap Lukman.
Lukman merekomendasikan, DEMA UMP segera menyelenggarakan kuliah umum untuk seluruh mahasiswa UMP. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memberi pemahaman mengenai konstitusi kepada seluruh Mahasiswa UMP.
 “Diharapkan nantinya, ketika mereka paham maka akan muncul kepedulian dikalangan mahasiswa. Bisa jadi ketika sekarang mereka diam saja, memang karena mereka tidak tahu,” ungkapnya.(Wij&Pal_Bhas)

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels