Kamis, 29 Maret 2012

Menengok Kembali SDM UMP

0 komentar
          Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sibuk bersolek akhir-akhir ini. Perwajahan UMP pun banyak mengalami metamorphosis, semakin menarik dari tampilan fisik. Gedung-gedung baru berdisain modern menjulang di tiap sudut kampus. Lalu  sudahkah kemegaghan ini diimbangi kualitas SDM di dalamnya?
Empat tahun sudah UMP di bawah masa kepemimpinan Dr. Syamsuhadi Irsyad sejak 2011 silam. Kemajuan signifikan terlihat dari sisi pembangunan fisik berupa gedung-gedung megah yang menjulang tinggi menghiasi sudut UMP.  Untuk tahun 2010 hingga  2011 saja, UMP telah berhasil membangun gedung kantor Koperasi Karyawan (bulan Juni 2010), Gedung pusat kegiatan mahasiswa (PKM), Sekretariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), radio mahasiswa ( Juli 2010), Gedung Tipe “A” SD Labschool (Agustus 2010), Tempat parkir selatan fakultas Teknik (Oktober 2010), Gedung Kantin Mahasiswa (Nopember 2010), dan Auditorium (Desember 2010).

Meski demikian, pembangunan fisik yang dijalankan UMP  seyogyanya ada batasan yang jelas antara tepat sasaran dan tidak untuk sebuah instansi pendidikan yang seharusnya mengutamakan SDM. Serta ada keberimbangan antara pembangunan fisik dan pembangunan SDM seperti yang telah dijamin oleh undang-undang.
“Pembangunan fisik harus menyisakan ruang hijau atau taman dan ruang non akademis tetapi kita tidak ada, jumlah ruang kelas pun masih kurang, laboratorium juga minim.” Ucap Kartono selaku dosen Prodi Sejarah.
Dari Juli Rochmijati selaku dosen Prodi Biologi pun mengatakan kalau dari Prodi Biologi juga masih kekurangan gedung untuk laboratorium, Hal ini karena kuota mahasiswa yang banyak.
“Saya juga tidak tahu pembangunan di UMP sudah merata atau tidak karena kebutuhan setiap prodi berbeda” tambahnya.
Dekan Fakultas Pertanian juga ikut angkat bicara, “Saya mengakui Fakultas Pertanian memang menjadi pilihan fakultas nomer 2, dibandingkan Fakultas-Fakultas yang lain. Sehingga untuk saat ini kita belum masuk skala prioritas pembangunan fisik” Ucap Bambang Nugroho.
“Dari Pertanian sendiri memang sudah punya ruang  praktikum di samping Fakultas Farmasi, namun itu belum cukup, kita masih perlu lahan praktek bercocok tanam sendiri untuk mahasiswa, karena sementara ini kita masih meminjam lahan.” Tambahnya
Ini menandakan bahwa Prodi masih membutuhkan fasilitas-fasilitas pendukung untuk pengajaran (akademis), padahal  menurut laporan rektor pada tahun 2011 luas bangunan UMP dari tahun 2006 hingga 2010 meningkat secara signifikan, yaitu dari 17.304 m² untuk tahun 2006 menjadi 34.270,00 m² pada tahun 2010. Terlihat jelas bahwa UMP telah banyak membangun gedung-gedung, namun masih ada prodi-prodi yang masih kekurangan ruang kelas dan sarana penunjang pembelajaran yang lain, seperti laboratorium.
            ”Dilema ini  karena pimpinan belum mengetahui mengerti filosofis pengajaran yang pada akhirnya terjadi mekanisme kerja yang keliru. Kunci sebagai pembantu utama seharusnya Wakil Rektor (WR) mengikuti Wakil Dekan (WD). WR 1 mengikuti WD 1 dan WR 2 mengikuti WD 2.” Ucap Kartono selaku anggota Senat UMP.
Kekurangan fasilitas penunjang pembelajaran dapat menimbulkan efek domino yang pada akhirnya menurunnya kualitas Sumber daya Manusia (SDM) UMP.
“Hasil pembelajaran dipengaruhi dari beberapa faktor, bisa dilihat dari dosen, mahasiswa, ataupun segenap sarana dan prasarana. Semua itu sangat berpengaruh satu sama lain.” Ucap dosen PKn yang hendak mengajar PLPG di kampus 2, Asep Daud Kokasih.
Sumber Daya Manusia (SDM) UMP secara  komprehensif juga masih perlu adanya peningkatan yang massif. Menurut laporan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Masyarakat (LPPM) UMP yang mempunyai kewenangan untuk mendata hasil Penelitian dosen dan mahasiswa dari tahun 2006 hingga 2009 mengalami penurunan yang cukup drastic yang semula ada 122 judul kegiatan penelitian yang dilakukan dosen dan mahasiswa pada tahun 2006 menjadi 71 judul kegiatan pada tahun 2009, walaupun setelah itu mengalami sedikit  kenaikan pada tahun 2010 menjadi 99 judul kegiatan, dan yang terakhir menjadi 154 judul kegiatan pada tahun 2011, namun jika dibandingkan jumlah dosen dan mahasiswa pada  tahun 2011 masih begitu jauh yaitu yang berjumlah 243 dosen dan mahasiswa.
“Secara kuantitatif meningkat, tapi memang sementara ini baru dosen yang melaksanakan penelitian, mahasiswa belum diikutkan. Ini karena keterbatasan dana sebab anggaran belum memadai.” Sanggah Dr. Suwarno, M.Si selaku Korbid. Publikasi dan Pengembangan Litabmas LPPM.
Seharusnya pembangunan SDM adalah merata, baik itu dosen maupun mahasiswa harus mendapat porsi yang sama. Dan pengembangan SDM UMP seyogyanya mendapat dukungan yang penuh dari element penunjang, baik itu dana dan fasilitas. Dan Visi Misi yang digelontorkan oleh Rektor UMP periode berikutnya seharusnya lebih menekankan pada pembangunan SDM bukan lagi mengutamakan pembangunan fisik yang tidak mengambil peran tidak terlalu penting bagi peningkatan mutu kualitas SDM UMP, terutama mahasiswa. (Guntur&Agni_Bhas)

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels