Senin, 10 Maret 2014

MPM, DPM, dan BPKM Tidak Populer Kinerja Lembaga Tinggi Dipertanyakan

1 komentar

MPM, DPM, dan BPKM Tidak Populer
·         Kinerja Lembaga Tinggi Dipertanyakan
BHASKARA – Genap sembilan bulan, lembaga tinggi dilantik. Sayang, masih ada sejumlah mahasiswa yang belum mengerti tugas, fungsi, serta kinerja mereka. Padahal keaktifan keempat lembaga tersebut, menjadi cerminan mahasiswa dalam memberikan aspirasi segala permasalahan.
“Informasi dan pengenalan berbagai lembaga tinggi hanya dilakukan saat masa OSPEK saja. Itu pun hanya melalui buku panduan saja, tidak diikuti dengan penjelasan lebih mendalam. Jangankan mahasiswa baru, mahasiswa yang lama pun masih banyak yang belum tahu. Apalagi mereka yang engga  mengikuti organisasi, yang mengikuti organisasi aja banyak yang ga tahu. Seharusnya, lembaga tinggi lebih sering menampakan diri, agar dapat lebih dikenal mahasiswa,” ungkap Mahasiswa UMP semester enam, Otih Nurhayati, Sabtu (8/3) lalu kepada Bhaskara.
            Senada dengan Otih, mahasiswa UMP semester delapan, Indra Subekti menuturkan sejauh ini hanya BEM. Menurut dia, itu pun baru terlihat kemarin saat melaksanakan SILATNAS. Untuk lembaga tinggi yang lain menurutnya lebih parah, sama sekali tidak terlihat kinerjanya.
“Lembaga tinggi, hanya BEM yang masih terlihat kinerjanya. Itu pun, karena Munculnya program (SILATNAS) Februari lalu, itu menjadi salah satu bukti. Pertanyaanya ialah, kemanakah BPKM, MPM, dan DPM, serta apa yang sebenarnya terjadi pada lingkup tersebut,” tuturnya.
Keterpurukan lembaga tinggi pun diamini Ketua HMPS PBSI, Eko Febri Prasetio. Dia menyatakan, kinerja lembaga tinggi hanya diraskan internal lembaga tesebut. Padahal menuutnya, justru mereka harus lebih memfokuskan kinerjanya kepada seluruh mahasiswa UMP.
 “Kinerjanya hanya untuk orang-orang dalam saja, tidak mencakup keseluruhan. Seharusnya kegiatan yang diadakan tidak hanya untuk anggota-anggotanya saja, melainkan juga harus melibatkan mahasiwa. Kalau memang program kerja yang dilakukan dirasa masih sangat kurang, lebih baik MPM dan DPM (lembaga tinggi_red) ditiadakan saja,” paparnya.
Adanya permasalahan kineja lembaga tinggi, tidak ditampik Ketua MPM, Agung Wibowojati. Dia mengungkapkan ketidakpopuleran lembaga tinggi di kalangan mahasiswa, karena lembaga tinggi kurang mendekati mahasiswa. Selain itu, juga karena adanya konflik antar lembaga tinggi sendiri.
 “Iya, karena kurangnya sosialisasi, setelah KOSMA banyak konflik, perubahan sistem lama ke sistem baru itu yang menyebabkan juga. Ya wajar saja kalau mahasiswa banyak yang tidak tahu. Di sisi lain, memang belum ada program kerja yang sudah berjalan (MPM_red). Selain itu, MPM juga tidak punya program kerja. Ditambah adanya konflik antar lembaga tinggi, terkait karena pelantikan Presiden BEM saat ini,” ungkapnya
Bibit adanya permasalahan kinerja lembaga tinggi, akibat dari proses pelantikan Presiden BEM yang dianggap menyalahi aturan, ditampik Lukman Hakim. Dia justru balik mempertanyakan koordinasi antara KPU M dan MPM waktu itu.
 “Kalau berbicara tentang pelantikan, aku tidak punya wewenang untuk itu. Yang melakukan itu adalah KPU kan, KPU itu di bawah MPM. Ya saya mempertanyakan kembali bagaimana koordinasi antara KPU dengan MPM. Siapa pun yang melantik saya. Saya siap. Atas dasar itu menjadi SK atas KPU. Saya tidak pernah mempermasalahkan siapa yang melantik saya,” ujarnya.
 Terpisah, DPM dan BPKM dikonfirmasi Bhaskara terkait permasalahan ini. Mereka tidak berada di sekretariatnya. Selain itu, dihubungi via telfon dan dikirim pesan pendek berkali-kali, tidak merespon. (Bhas_Ayu&Astri)

One Response so far

  1. Anonim says:

    DPM sama MPM harusnya di jabat oleh orang-orang yang sudah paham akan organisasi, rata-rata anggota organisasi tersebut kan Prematur. Asal masuk jadi anggota

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels