Selasa, 29 Januari 2013

Rekomendasi KOSMA Dijalankan Setengah-Setengah

0 komentar

Awan mendung menyelimuti langit Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), rintik hujan mulai membasahi gedung-gedung mewah kampus biru. Pada saat yang bersamaan, tampak mahasiswa lalu lalang menuju lantai tiga di gedung PKM yang belum genap dua tahun dibangun itu. Dalam ruangan di tingkat tiga itu bernaunglah Lembaga Tinggi (LT), BEM, BKM, dan DEMA. Ketiga L.T ini memiliki tugas dan fungsi yang essensinya untuk memperjuangkan aspirasi mahasiswa dan melaksanakan amanah Kongres Mahasiswa (KOSMA). Namun apakah yang terjadi ketika Lembaga Tinggi yang telah dipercaya untuk mewakili seluruh mahasiswa kampus ini, tidak sepenuhnya mejalankan rekomendasi konstituennya?
                                                     
 Enam bulan sudah KOSMA berlalu, musyawarah yang notabennya merupakan forum tertingggi KM UMP, menjadi rujukan mendasar bagi seluruh lembaga di KM UMP, untuk menjalankan roda organisasi dan program kerja. Tidak bedanya dengan wakil mahasiswa yang duduk di kursi empuk Lembaga Tinggi. Ini dikarenakan dalam KOSMA tercatat rekomendasi-rekomendasi yang wajib dilaksanakan oleh L.T. Sebab BEM, BKM, dan DEMA telah diberi mandat oleh seluruh lembaga dan mahasiswa untuk merampungkan seluruh amanah KOSMA. Seperti yang termaktub dalam AD/ART KOSMA XI, bahwa semua lembaga KM UMP harus patuh terhadap hasil musyawarah tertinggi itu.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan kinerja BEM, BKM, dan DEMA dalam kurun waktu setengah periode ini, seperti yang dirasakan oleh Fadli Nur Permana, mahasiswa semester lima Prodi Biologi. Ia mengungkapkan bahwa belum merasakan kinerja BEM, BKM, dan DEMA secara signifikan.
“Saya tidak berani mengatakan bagus atau tidaknya, Cuma yang jelas BEM baru dua kali berkoordinasi dengan kami, bahkan DEMA dan BKM belum pernah menemui kami,” ungkap Fadli.
“Mengenai rekomendasi KOSMA mereka, saya belum merasakan kalau mereka melaksanakan,” tambah mahasiswa yang berwajah manis itu.
Senada dengan Fadli, Fatmah Almujahidah mahasiswi prodi Biologi juga mengungkapkan bahwa lembaga tinggi belum sepenuhnya menjalankan rekomendasi dari KOSMA, “ BKM kinerjanya baik,tetapi saat kami mengajukan proposal,proses proposal di BKM lama,sehingga menghambat kinerja,” ujar Fatimah.
“BKM sampai sekarang ini belum pernah menemui bendahara kami,” tambah Fatimah yang juga menjadi anggota di HIMABIO itu.
Senada dengan Fadli dan Fatimah, mahasiswi prodi PBSI semester 3 Laela Nur’ahluljanah juga mengatakan kinerja LT belum terasa, ini ditandai dengan koordinasi yang belum menyentuh ke mahasiswa secara keseluruhan.
“Koordinasi belum sampai pada mahasiswa secara keseluruhan, sehingga masih banyak mahasiswa yang kurang, bahkan tidak tahu tentang kinerja BEM, BKM, DEMA,” ungkap Laela.
“Sosialisasi dari lembaga tinggi UMP tidak terasa sampai ke mahasiswa cair seperti dirinya.” tambah mahasiswi yang berkulit sawo matang itu.
Senada dengan Laela, Enggar mahasiswa PKN semester 3 mengamini, bahwa lembaga Tinggi belum terlihat kinerjanya, ia mengatakan bahwa fungsi koordinasi dan konsolidasi lembaga tinggi tidak maksimal.
“Interaksi antara lembaga tinggi ke lembaga yang dibawahnya ibaratnya seperti gunung es, sifatnya kaku dan kurang bersahabat dengan mahasiswa dibawah,” tutur Enggar yang juga menjadi anggota HMPS PKn.
Rekomendasi KOSMA yang terbagi ke dalam tiga point, yaitu kelembagaan, eksternal, dan kemahasiswaan. Seluruh rekomendasi KOSMA ada 52, dengan pembagian 36 rekomendasi untuk BEM, 9 rekomendasi untuk DEMA, dan 7 rekomendasi untuk BKM. Ini merupakan hal yang wajib dijalankan oleh lembaga Eksekutif, legislative, dan Keuangan pada KM UMP itu.
Sehubungan dengan tidak dijalankannya rekomendasi KOSMA oleh lembaga tinggi, akan menimbulkan dampak signifikan bagi perkembangan KM UMP secara menyeluruh. Seperti yang diungkapkan oleh Tri Suciadi, bahwa akan terjadi ketidakseimbangan fungsi.
“Ketika tidak dijalankannya rekomendasi KOSMA oleh lembaga tinggi, akan menimbulkan dampak signifikan bagi perkembangan KM UMP secara menyeluruh. Karena akan terjadi ketidakseimbangan fungsi dari  tanggung jawab, usaha yang tidak akan terlaksana, menjadi lemah juga banyak muncul kemungkinan-kemungkinan yang tidak semestinya dan tidak jelas arah untuk semua lapisan, tutur Tri yang juga merupakan Ketua UKM Teater Perisai itu.
Presiden Mahasiswa, Bagus Arif Firmansyah, saat ditemui di secretariat BEM UMP, mengungkapkan sudah ada program kerja yang dilaksanakan oleh BEM.
“BEM sudah melantikan kabinet (seminar), Up grading (peningkatan kualitas) BEM, pendampingan OSPEK dan bakti sosial, menangani kebijakan regristrasi mahasiswa, TURBA( turun basis) dari hasil rektoras sebagai perwakilan BEM PTM Seindonesia, LKMM (latihan kepemimpinan mahasiswa muhammadiyah), Pembuatan Kanopi, Menanggapi kebijakan regristrasi mahasiswa, Seminar kebangsaan, memperingati hari sumpah pemuda di cilacap,” ucap Bagus.
“Seharusnya BEM melakukan workshop kepartaian tetapi sampai saat ini rekomendasi tersebut belum dilaksanakan. Selain itu, rekomendasi yang lain adalah mengoptimalkan koordinasi antar lembaga KM UMP,” tambah laki-laki yang berasal dari Prodi Biologi itu.
   Senada dengan Bagus, Novyandha Tiara Andriawan selaku ketua DEMA juga menyatakan dalam kurun waktu setengah periode ini telah melaksanakan beberapa program kerja.
“Dema baru melaksanakan up grading pembentukan sidang kepartaian, pematangan konstitusi, study banding ke UMS juga sidang triwulan yang sudah berjalan dua kali selama kepengurusan tahun ini”, tutur Najun panggilan akrabnya.
Selain melaksanakan rekomendasi dari KOSMA, DEMA juga berperan untuk mengontrol BEM, dan memberikan instruksi kepada mereka. Untuk masalah sosialisasi yang tidak sampai pada mahasiswa cair(biasa) menurut presiden DEMA hal itu bersifat kompleks, dia tidak bisa menyalahkan siapa siapa, para anggota organisasi sudah mempunyai tugas yang berat, maka hal yang seharusnya terjadi adalah adanya sikap saling mengerti antara para anggota organisasi dengan mahasiswa lainnya (saling bekerjasama). Rencana kedepan DEMA akan melaksanakan pematangan visi dari hasil rekomendasi sidang sidang, sosialisasi kepartaian, pembentukan alat kelengkapan,” tambah mahasiswa yang berasal dari FAI itu.
            Pada kesempatan lain, Meyza Aqweltovi selaku Direktur BKM juga mengatakan bahwa BKM telah melaksanakan program kerjanya.
“BKM telah melaksanakan pelatihan administrasi pada tanggal 30 November 2012. Program harian yang di laksanakan BKM ; Audit proposal, mencatat LPJ yang masuk, data pengeluaran setiap lembaga, Proposal yang biasanya diajukan oleh para lembaga untuk di acc,menurut meyza biasanya mengenai kegiatan ; Untuk REOR, MUSANG, dan untuk saat ini untuk olimpiade tinggkat HMPS yaitu dari HMPS biologi, geografi, matematika, seminar. Untuk seminar BKM hanya mengaudit dana operasionalnya.” ungkap Meyza
“Program lanjutan BKM akan mengadakan kunjungan lembaga untuk mengetahui administrasi setiap lembaga sudah baik apa belum. Yang bagus akan di kasih reward oleh BKM, namun kendalanya lembaga-lembaga kurang peka menghadapi surat edaran dari BKM jadinya ada miss komunikasi kalau ada sosialisasi yang penting. Seandainya ada lembaga yang mangkir, dulu kita kurangin berapa persen. Sebagai contoh kalau ada proposal kita kurangin 1%, kalau sekarang 5% dari proposal yang kita acc (setujui_red). Tapi sampai ini kami belum mengasosialisasikan masalah itu, mungkin besok triwulan ke-2, pada januari atau desember besok akan kami sosialisasikan mengenai masalah kemarin,”.” tambahnya dengan lantang.
Idealnya, program-program kerja Lembaga Tinggi menjadikan rekomendasi KOSMA sebagai arahan penyusunan kinerja yang mendasar. Ini sesuai dengan bab 4 pasal 17, bab bab 5 pasal 34, bab 6 pasal 47. (Evri, Elvi,Vena_Bhas)

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels