Selasa, 29 Januari 2013

Buruknya Konsolidasi, Kesebelasan BEM Mundur

0 komentar

Belum genap satu periode kepengurusan, para pentolan Lembaga Tinggi sudah mulai meninggalkan kursi jabatannya. Terbukti dengan mundurnya 11 pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) periode 2012/2013 yang digadang-gadang sebagai ujung tombak penampung aspirasi mahasiswa.  

Awalnya BEM diperkuat dengan 26 personel yang berasal dari perwakilan masing-masing fakultas. Namun dengan alasan yang berbeda-beda sebagian dari mereka memilih mengundurkan diri dan kembali dengan kesibukannya sebagai insan akademik. 
Banyak kalangan yang menyayangkan terjadinya hal ini, dikarenakan akan berimbas pada lembaga di bawahnya yaitu di tataran fakultas dan program studi. Seperti yang disampaikan Nani Wijayanti, mahasiswi PG PAUD angkatan 2009 bahwa hal ini akan berimbas tidak maksimalnya kinerja lembaga tinggi yang seharusnya dapat menampung aspirasi mahasiswa. “BEM sebagai penampung aspirasi tetapi beberapa anggotanya mengundurkan diri, kita selaku mahasiswa nggak punya wadah yang cukup untuk menampung seluruh aspirasi mahasiswa," kata Nani Wijayanti.
Menjadi alasan klasik ketika para aktivis ini tidak lagi sanggup berada di jajaran lembaga tinggi dan memilih mengundurkan diri dengan alasan kegiatan organisasi yang menyita waktu kuliah. Tak hanya itu berbagai alasan lain juga mereka lontarkan seperti sibuk dengan kerja sebagai asisten dosen dan pekerjaan di luar kampus yang akan berimbas pada tidak intensnya kinerja di BEM.  Sebagian pengurus yang mengundurkan diri berasal dari Fakultas Farmasi, FIKES, dan Prodi Biologi. Ditakutkan kesibukannya di berbagi dengan organisasi akan berimbas pula pada nilai akademik. Namun sebagai aktivis tentu ini menjadi risiko demi kemajuan Keluarga Mahasiswa (KM). 
Mengenai hal ini saat dikonfirmasi, Presiden Mahasiswa, Bagus mengatakan kondisi BEM UMP tidak ada permasalahan. Baginya sudah menjadi hal yang wajar dan terjadi setiap tahun apabila keanggotaan BEM mengalami seleksi alam. Hal ini tentu sangat timpang dengan ketidaksiapan pengurus untuk mengemban amanah Kongres Mahasiswa (KOSMA XI). “Kepemimpinan di dalam BEM saat ini dengan metode demokrasi dan yang berhak memutuskan segala sesuatunya yaitu Presiden BEM,” ujarnya.
Lain halnya dengan Heru Prihatmoko, Wakil Dewan Mahasiswa (DEMA) UMP yang memandang bahwa Presiden BEM saat ini malah lebih otoriter dengan kata lain bersifat diktaktor. Menurutnya dari sifat inilah yang perlu di koreksi serta koordinasi yang menyeluruh. Anjar Nugroho SAg MSi, Wakil Rektor 3 (WR3) yang dihubungi via telepon selular mengatakan pihaknya malah tidak mengetahui permasalah ini. 

Kondisi BEM juga mendapat sorotan dari mahasiswa seperti yang disampaikan Catur Pamungkas, mahasiswa Program Studi Geografi. Pihaknya prihatin melihat pimpinan lembaga tinggi yang tidak loyal, banyak anggota kabinet yang pupus di tengah jalan sehingga bisa disimpulkan kurang adanya kedewasaan dalam kepribadian jajaran kabinet.Ia memandang metode kepemimpinan dalam berorganisasi saat ini kurang rapi dalam artian hubungan kekeluargaan di kebinet masih minim, hal ini yang menjadi penyebab mundurnya anggotanya sehingga berimbas pada kinerja BEM.
Saat dikonfirmasi,  Fatimah Al Mujahidah, anggota BEM yang sudah tidak aktif malah tidak mengetahui kondisi lembaganya saat ini. Dirinya mengaku jarang berkomunikasi dengan anggota yang masih bertahan. Meski begitu Fatimah mengatakan kepemimpinan presiden BEM saat ini baik hanya saja ada beberapa sikap yang kurang bisa diterima dirinya dan teman-teman. Ia memandang pemimpin terlalu posesif atau ngotot, memaksakan kehendak, dan tidak menghargai kinerja anggotanya yang sudah maksimal.
“Dalam organisasi kita dapat berlatih mengembangkan pemikiran tetapi jika segala sesuatunya harus menurut kehendak presiden BEM lama-kelamaan kita bagaikan budak, jikalau mau protes pun kita merasa tidak enak sehingga nurut saja sama pemimpin. Keadaan seperti itu yang membuat saya dan teman-teman tidak suka dan pada akhirnya lebih mementingkan perkuliahan saja,” ujar Fatimah.
(Galang, Dika, Roi, Cicih_Bhas)


Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels