Rabu, 27 April 2016

Gerakan untuk Lingkungan

0 komentar


                         Salah  satu warga kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto mendorong motor saat Car Free Day berlangsung.

Bhaskara – Hari bumi yang jatuh pada tanggal 22 April diperingati di belahan dunia, tak terkecuali di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dengan tujuan mengingatkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengadakan car free day, Senin (25/4). Acara yang berlangsung mulai pukul 06.00-12.00 WIB berjalan cukup tertib. Seluruh civitas akademika UMP diminta untuk mematikan mesin kendaraannya saat memasuki area kampus dan memarkirkannya di sekitar gerbang masuk. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi beban polusi udara setiap hari.
Jika dilihat dari antusiasme dalam mengikuti acara tersebut, banyak pengendara motor dengan sukarela mematikan mesinnya. Namun masih ada juga pengendara yang hanya mematikan mesin saat di sekitar gerbang, lalu kembali menyalakan mesin karena jarak gerbang dan ruang kelas beberapa prodi terbilang jauh.
Nanda mahasiswa pendidikan geografi termasuk yang kurang setuju dengan acara car free day, “Kurang setuju karena jarak dari gerbang sampai kelas jauh,” keluhnya.
Wakil dekan satu fakultas pertanian, Dr. Ir. Gayuh Prasetyo Budi, MP mendukung adanya car free day ini dalam peringatan. Walau hanya sekali dalam satu tahun, acara ini merupakan suatu pergerakan untuk melestarikan lingkungan “Saya setuju dengan acara car free day. Ini merupakan kegiatan positif. Kalau bisa, sering-sering,”.  Dia juga menambahkan dalam perjuangannya demi lingkungan, Fakultas Pertanian sudah lama mencanangkan adanya pergerakan mempertahankan petani yang masih menggunakan pestisida alami. Mengingat sudah semakin berkurangnya petani yang berminat pada pupuk dan pestisida ramah lingkungan.
Ketika memakai pupuk dan pestisida ramah lingkungan, memang akan mempengaruhi hasil keuntungan saat panen. Dibanding dengan memakai pupuk dan pestisida kimia, keuntungan yang dihasilkan begitu berbeda dan itulah yang menyebabkan para petani enggan memakai pupuk ramah lingkungan. “Kami berusaha mempertahankan mereka, terutama kami fokus pada petani padi. Selain pupuk yang dipakai ramah lingkungan, hasil panennyapun lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi” ungkapnya saat ditemui di kantor TU Fakultas Pertanian.
Mahasiswa fakultas pertanian, eka menyambut baik pergerakan ramah lingkungan ini. ”kita tahu lingkungan udah makin rusak jadi penting dilakukan pergerakan ini dan pas ada car free day suasana kampus lebih nyaman juga” ujarnya sambil berjalan menemani temannya mendorong motor.
Hafid mahasiswa prodi pendidikan matematika setuju jika setiap hari diadakan acara car free day. Karena suasana kampus menjadi lebih luas dan nyaman. Selain itu tanpa adaya asap kendaraan menjadikan udara lebih bersih dan sehat “Jika diadakan acara seperti ini setiap hari, ya dengan syarat. Perlu adanya fasilitas seperti tempat parkir yang terdapat di luar lingkungan kampus dan terjamin keamanannya,” tandasnya. (sofa/bhaskara)

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels