Rabu, 06 Januari 2016

Minim Sosialisasi, Pesta Demokrasi Fakultas Teknik Sepi

0 komentar


            Bhaskara – Rangakaian Pesta Demokarasi yang tengah dihelat Fakultas Teknik (FT) hanya diisi segelintir mahasiswa saja. Seperti yang terjadi pada sesi debat calon Gubernur Fakultas Teknik yang dilakukan pada Senin (4/1) hanya dihadiri oleh 80 mahasiswa dari 977 mahasiswa Tenik yang tercatat di UMP.
Lesunya iklim demokrasi tersebut, disinyalir karena minimnya sosialisasi yang dilakukan pihak KPU terkait seluruh jadwal rangkaian pemilu rayanya FT.  Ketua KPU FT Dimas Anuggrah Adibrata mengakui pihaknya hanya memanfaatkan media sosial, tidak dalam bentuk surut untuk lembaga-lembaga maupun mahasiswa lainnya. Selain itu, pihaknya hanya melakukan sosialisasi melalui sistem “door to door” ke kelas-kelas saja. Setelah itu, pihak KPUM menyerahkan selurunya ke masing-masing calon dan tim suksesnya.
            “Kami sebenarnya kekurangan personil dalam menjalankan tugas sebagai KPU, karena keseluruhan tim kita hanya delapan orang saja. Sosialisasi yang kami lakukan dengan memperkenalkan calon-calon Gubernur ke setiap kelas dan tata cara pencoblosan nantinya, “ kata Dimas pada reporter Bhaskara kemarin.
Salah satu mahasiswa prodi Teknik Informatika semester lima, Muhammad Iqbal Husen, menyayangkan tidak menyeluruhnya informasi pelaksanaan debat calon Gubernur FT. Ia termasuk salah satu mahasiswa yang sebenarnya ingin mengikuti acara tersebut namun gagal karena tidak mengetahui jadwal pelaksanaannya.
“Saya tidak mendengar informasi tentang kapan acara debat itu dilaksanakan. Sebenarnya saya ingin ikut berpartisipasi dalam acara tersebut, ini adalah kerugian yang fatal. Karena jika mahasiswa yang tidak ikut dalam acara debat calon gubernur tidak dapat menilai kandidat lebih dalam, tidak dapat menjadi mahasiswa yang cerdas dalam memilih dan mempunyai landasan yang kuat” katanya
Menanggapi hal tersebut, Presiden BEM U, Bayu Prayoga, mengungkapkan kekecewaannya perihal  minimnya antusiasme kehadiran peserta debat calon Gubernur FT. Ia menyarankan, mengingat pentingnya acara tersebut seharusnya pemilihan waktu penyelenggaraan juga patut dipertimbangkan sehingga meminimalisir banyaknya absensi peserta.
“Ini mengecewakan. Karena dari jumlah mahasiswa FT yang hadir sangat sedikit. Menurut saya, panitia tidak boleh memilih waktu pelaksanaannya dengan sembarangan, seharusnya mereka membuat acara ini di pagi hari atau siang hari, saat sedang ramai-ramainya mahasiswa di kampus, sehingga semua mahasiswa yang akan menggunakan hak suaranya dapat menilai kandidat-kandidat yang akan menjadi gubernur mereka nantiya,” ujar Bayu kepada Bhaskara. (Bhas_oki,erlinda,ayuna,ismi)
 

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels