Kamis, 22 September 2011

MAHASISWA BARU IKUT AKSI DADAKAN

2 komentar
Bentang spanduk: Mahasiswa baru ikut aksi aliansi BEM Banyumas Raya membentangkan spanduk ditujukan untuk pemerintahan SBY di depan gedung DPRD Banyumas.

Ospek Revolusi 2011 FKIP
Ada pemandangan yang berbeda dalam  ospek Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) pada Jumat (16/9) lalu. Pada penyelenggaraan ospek sebelumnya gemuruh suara mahasiswa baru terpusat di auditorium, sedangkan ospek kali ini, sebagian dari mereka  jalan ke pusat kota dan bersorak di depan gedung wakil rakyat. Bukan sedang lomba yel-yel kelompok, tetapi tengah melakukan aksi.
Aksi yang mengatas namakan Aliansi BEM Banyumas Raya ini terbilang mendadak. Pasalnya tidak ada sosialisasi ataupun edukasi sebelumnya baik ke mahasiswa baru maupun lembaga tingkatan prodi di FKIP. Menurut sekretaris panitia Ospek Visi Nurhayati, aksi atau demo tersebut merupakan permintaan dari DEMA FKIP pada saat berlangsungnya Ospek. Ketika ditanya terkait perencanaan aksi, mahasiswa PGSD semster 3 ini tidak berani memberikan keterangan.
“Saya baru sampai di alun-alun (tempat aksi -red) dan baru mengetahui adanya aksi,” tutur sekretaris Steering Committee (SC) Allif Nofiyani. Perlu diketahui bahwa SC merupakan konseptor sebuah acara, namun  kenyataannya tidak mengetahui bahkan
tidak mengikuti aksi tersebut. Misalkan saja ketua HMPS Sejarah Iyan Harbu Wiyanda, ketua HMPS PKn Satriyo Arifiono yang juga tergabung dalam SC. “dari HMPS Sejarah tidak ada yang mengikuti aksi dikarenakan tidak adanya kejelasan bahkan ketika kami tanyakan dari pihak panitia tidak bisa memberikan penjelasan terkait maksud dan tujuan aksi,”tegas Ian Harbu Wiyanda yang biasa disapa Ian.
Pada hakikatnya aksi merupakan upaya penyadaran kepada masyarakat terhadap kondisi sosial politik. Namun ironis ketika orang yang mengupayakan penyadaran tidak mengetahui maksud dan tujuan dari aksi yang dilakukan. Terlebih dengan membawa mahasiswa baru yang notabennya baru mengenal kehidupan kampus.
“ saya mengikuti aksi di depan pendopo itu karena saya merasa malas diaudit terus panas juga,  terus dari panitia ada yang menawarkan untuk demo ya jadi saya ikutan keluar ikut demo dan ketika di angkot pun saya tidak diberi informasi apa-apa tentang demo itu yang jelas saya bersama mahasiswa baru yang lain diturunkan di perempatan   moro dengan meneriakan tuntutan sambil jalan menuju alun-alun dan habis itu kita dijemput dengan angkot yang sama lalu diantarkan kembali ke kampus, karena disuruh kembali lagi oleh pamong .”ujar Melka Rifai mahasiswa baru prodi PGSD.
Ada juga mahasiswa baru yang mengikuti aksi sebagai ajang mencari pengalaman. “ sebagai mahasiwa baru saya ingin mencari pengalaman berorasi”.tutur Rini Eka salah satu mahasiswa baru.
Lain halnya dengan Imam Mujiono yang juga mahasiswa baru prodi Bahasa inggris. Ia mengikuti aksi karena menginginkan  pemerintah lebih dewasa dalam  menyikapi permasalahan bangsa semisal  kekayaan bumi yang belum dikelola sendiri.
Ketika dikonfirmasi ke ketua Organizing Committee (OC) sebagai pelaksana kegiatan Kris Diantoro menjelaskan, panitia tidak memaksa mahasiswa untuk ikut andil dalam aksi, tetapi merupakan kesadaran para mahasiswa terhadap Negara Indonesia. “diharapkan ada respon positif dari pemerintah, aksi ini merupakan tanggapan dari pemuda sebagai ujung tombak Negara,“ ujar mahasiswa biologi itu.
 Sementara itu,  koordinator lapangan (korlap) aksi, Lukman menuturkan, dalam aksi kali ini kami menuntut SBY turun dari jabatanya, dan menghukum mati para koruptor serta menyita asetnya. Ia menambahkan, banyak permasalahan seperti kasus-kasus korupsi yang tidak terselesaikan, untuk itu kami mengajak mahasiswa baru sebagai aplikasi dari materi yang didapat di ospek.
Terkait adanya aksi dalam Ospek di FKIP,  Drs. Bambang Suroso, M.Hum selaku PD 3 bidang kemahasiswaan FKIP  mengatakan, kalau  Ia tidak tahu tuntutan mahasiswa dan menyayangkan aksi tersebut karena momennya tidak tepat. Hal tersebut disampaikan seusai menghadiri acara yudisium di Auditorium Ukhuwal Islamiyah, Sabtu (17/09).” Dari sisi substansi  aksi itu ada benarnya, yaitu untuk menyuarakan aspirasi dengan kondisi bangsa. Mahasiswa melihat realita menjadi kritis dan ada yang perlu dibenahi, namun hal ini tidak relevan karena dilakukan saat berlangsungya ospek yang merupakan  perkenalan kampus. Lagipula tidak ada materi dalam ospek untuk  turun aksi kejalan, “ tutur dosen bahasa inggris tersebut. (Bhas_Harto & Juned)

2 Responses so far

  1. sip!!! lebih sering update dong... maen ke blog yng laen, share link, biar rame blognya...

  2. Unknown says:

    siip kang...follow ya...

Leave a Reply

| Bhaskara online feeds |

Tanggapi Artikel

Labels