MPM,
DPM, dan BPKM Tidak Populer
·
Kinerja
Lembaga Tinggi Dipertanyakan
BHASKARA
– Genap
sembilan bulan, lembaga tinggi dilantik. Sayang, masih ada sejumlah mahasiswa
yang belum mengerti tugas, fungsi, serta kinerja mereka. Padahal keaktifan
keempat lembaga tersebut, menjadi cerminan mahasiswa dalam memberikan aspirasi
segala permasalahan.
“Informasi dan
pengenalan berbagai lembaga tinggi hanya dilakukan saat masa OSPEK saja. Itu
pun hanya melalui buku panduan saja, tidak diikuti dengan penjelasan lebih
mendalam. Jangankan mahasiswa baru, mahasiswa yang lama pun masih banyak yang
belum tahu. Apalagi mereka yang engga
mengikuti organisasi, yang mengikuti organisasi aja banyak yang ga tahu.
Seharusnya, lembaga tinggi lebih sering menampakan diri, agar dapat lebih
dikenal mahasiswa,” ungkap Mahasiswa UMP semester enam, Otih Nurhayati, Sabtu (8/3)
lalu kepada Bhaskara.
Senada
dengan Otih, mahasiswa UMP semester delapan, Indra Subekti menuturkan sejauh
ini hanya BEM. Menurut dia, itu pun baru terlihat kemarin saat melaksanakan
SILATNAS. Untuk lembaga tinggi yang lain menurutnya lebih parah, sama sekali
tidak terlihat kinerjanya.
“Lembaga tinggi, hanya
BEM yang masih terlihat kinerjanya. Itu pun, karena Munculnya program
(SILATNAS) Februari lalu, itu menjadi salah satu bukti. Pertanyaanya ialah,
kemanakah BPKM, MPM, dan DPM, serta apa yang sebenarnya terjadi pada lingkup
tersebut,” tuturnya.
Keterpurukan lembaga
tinggi pun diamini Ketua HMPS PBSI, Eko Febri Prasetio. Dia menyatakan, kinerja
lembaga tinggi hanya diraskan internal lembaga tesebut. Padahal menuutnya,
justru mereka harus lebih memfokuskan kinerjanya kepada seluruh mahasiswa UMP.
“Kinerjanya hanya untuk orang-orang dalam
saja, tidak mencakup keseluruhan. Seharusnya kegiatan yang diadakan tidak hanya
untuk anggota-anggotanya saja, melainkan juga harus melibatkan mahasiwa. Kalau
memang program kerja yang dilakukan dirasa masih sangat kurang, lebih baik MPM
dan DPM (lembaga tinggi_red) ditiadakan saja,” paparnya.
Adanya permasalahan
kineja lembaga tinggi, tidak ditampik Ketua MPM, Agung Wibowojati. Dia
mengungkapkan ketidakpopuleran lembaga tinggi di kalangan mahasiswa, karena
lembaga tinggi kurang mendekati mahasiswa. Selain itu, juga karena adanya
konflik antar lembaga tinggi sendiri.
“Iya, karena kurangnya sosialisasi, setelah
KOSMA banyak konflik, perubahan sistem lama ke sistem baru itu yang menyebabkan
juga. Ya wajar saja kalau mahasiswa banyak yang tidak tahu. Di sisi lain,
memang belum ada program kerja yang sudah berjalan (MPM_red). Selain itu, MPM
juga tidak punya program kerja. Ditambah adanya konflik antar lembaga tinggi,
terkait karena pelantikan Presiden BEM saat ini,” ungkapnya
Bibit adanya
permasalahan kinerja lembaga tinggi, akibat dari proses pelantikan Presiden BEM
yang dianggap menyalahi aturan, ditampik Lukman Hakim. Dia justru balik mempertanyakan
koordinasi antara KPU M dan MPM waktu itu.
“Kalau berbicara
tentang pelantikan, aku tidak punya wewenang untuk itu. Yang melakukan itu
adalah KPU kan, KPU itu di bawah MPM. Ya saya mempertanyakan kembali bagaimana
koordinasi antara KPU dengan MPM. Siapa pun yang melantik saya. Saya siap. Atas
dasar itu menjadi SK atas KPU. Saya tidak pernah mempermasalahkan siapa yang
melantik saya,” ujarnya.
Terpisah, DPM dan BPKM dikonfirmasi Bhaskara
terkait permasalahan ini. Mereka tidak berada di sekretariatnya. Selain itu,
dihubungi via telfon dan dikirim pesan pendek berkali-kali, tidak merespon. (Bhas_Ayu&Astri)
DPM sama MPM harusnya di jabat oleh orang-orang yang sudah paham akan organisasi, rata-rata anggota organisasi tersebut kan Prematur. Asal masuk jadi anggota