Salah satu warga kampus Universitas Muhammadiyah Purwokerto mendorong motor saat Car Free Day berlangsung.
Bhaskara – Hari bumi yang jatuh pada tanggal 22 April diperingati di belahan dunia, tak terkecuali di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) dengan tujuan mengingatkan masyarakat untuk melestarikan lingkungan. Forum Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) mengadakan car free day, Senin (25/4). Acara yang berlangsung mulai pukul 06.00-12.00 WIB berjalan cukup tertib. Seluruh civitas akademika UMP diminta untuk mematikan mesin kendaraannya saat memasuki area kampus dan memarkirkannya di sekitar gerbang masuk. Hal ini bertujuan untuk mengingatkan akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan dan mengurangi beban polusi udara setiap hari.
Jika
dilihat dari antusiasme dalam mengikuti acara tersebut, banyak pengendara motor
dengan sukarela mematikan mesinnya. Namun masih ada juga pengendara yang hanya
mematikan mesin saat di sekitar gerbang, lalu kembali menyalakan mesin karena jarak
gerbang dan ruang kelas beberapa prodi terbilang jauh.
Nanda
mahasiswa pendidikan geografi termasuk yang kurang setuju dengan acara car free
day, “Kurang setuju karena jarak dari gerbang sampai kelas jauh,” keluhnya.
Wakil dekan
satu fakultas pertanian, Dr. Ir. Gayuh Prasetyo Budi, MP mendukung adanya car
free day ini dalam peringatan. Walau hanya sekali dalam satu tahun, acara ini
merupakan suatu pergerakan untuk melestarikan lingkungan “Saya setuju dengan
acara car free day. Ini merupakan kegiatan positif. Kalau bisa, sering-sering,”.
Dia juga menambahkan dalam perjuangannya demi lingkungan,
Fakultas Pertanian sudah lama mencanangkan adanya pergerakan mempertahankan
petani yang masih menggunakan pestisida alami. Mengingat sudah semakin
berkurangnya petani yang berminat pada pupuk dan pestisida ramah lingkungan.
Ketika
memakai pupuk dan pestisida ramah lingkungan, memang akan mempengaruhi hasil
keuntungan saat panen. Dibanding dengan memakai pupuk dan pestisida kimia,
keuntungan yang dihasilkan begitu berbeda dan itulah yang menyebabkan para
petani enggan memakai pupuk ramah lingkungan. “Kami berusaha mempertahankan
mereka, terutama kami fokus pada petani padi. Selain pupuk yang dipakai ramah
lingkungan, hasil panennyapun lebih berkualitas dan lebih aman untuk dikonsumsi”
ungkapnya saat ditemui di kantor TU Fakultas Pertanian.
Mahasiswa
fakultas pertanian, eka menyambut baik pergerakan ramah lingkungan ini. ”kita
tahu lingkungan udah makin rusak jadi penting dilakukan pergerakan ini dan pas
ada car free day suasana kampus lebih nyaman juga” ujarnya sambil berjalan
menemani temannya
mendorong motor.
Hafid
mahasiswa prodi pendidikan matematika setuju jika setiap hari diadakan acara
car free day. Karena suasana kampus menjadi lebih luas dan nyaman. Selain itu
tanpa adaya asap kendaraan menjadikan udara lebih bersih dan sehat “Jika
diadakan acara seperti ini setiap hari, ya dengan syarat. Perlu adanya
fasilitas seperti tempat parkir yang terdapat di luar lingkungan kampus dan
terjamin keamanannya,”
tandasnya. (sofa/bhaskara)