Beberapa pengunjung sedang mencari referensi dan
belajar di perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)
Bhaskara -
Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) sepi pengunjung. Ini diukur dari jumlah mahasiswa
yang berkunjung.
Pada 2015,
tercatat 91.247 pengunjung,
dengan rata-rata 304 orang
per hari.
Saat dibandingkan
dengan total
mahasiswa UMP aktif berkisar 12.000, jumlah pengunjung tersebut
amatlah sedikit. Belum lagi yang berkunjung ke perpustakaan UMP, tidak
seluruhnya mahasiswa asli UMP, sebagian berasal dari masyarakat umum.
Dosen FKIP
Prodi PBSI, Soni Asmoro menuturkan, perpustakaan harusnya menjadi
jantung mahasiswa karena merupakan sumber ilmu. Namun, pada kenyataannya perpustakaan
terlihat sepi. Kata dia, Hal
ini
dipicu dua hal, yakni kesadaran membaca yang masih rendah
dan kurangnya fasilitas penunjang perpustakaan.
“Minat baca mahasiswa
bisa diukur dari perpustakaan, kalau minat bacanya tinggi maka ramai, kalau
rendah ya sepi. Repotnya sekarang, mahasiswa merasa tidak butuh karena dipengaruhi
dengan adanya internet. Hal ini seharusnya juga dapat terbaca oleh pihak
pengelola perpustakaan. Buku-buku di perpustakaan harus lebih bervarian, dan
terus di-up date. Di sisi lain,
ruangannya juga perlu desain ulang. Berikan ruang khusus, bagi pembaca,” ungkap dia,
beberapa waktu lalu kepada Bhaskara.
Mahasiswi FKIP Prodi
Pendidikan Bahasa Inggris, semester tujuh, Mahfiyati Yuliana Weni mengatakan,
jarang ke perpustakaan, karena fasilitas yang kurang. Seperti koleksi buku,
yang didominasi edisi lama. Kemudian, ruang baca yang tidak representatif.
“Sejak semester satu
sampai enam, saya jarang mengunjungi perpustakaan. Tapi sekarang, hampir setiap hari ke
perpustakaan, karena tengah mengerjakan skripsi. Saya
kurang puas dengan fasilitas yang ada, terutama dari bukunya kebanyakan edisi
lama, juga kurang lengkap, dan tata
letak bukunya terlalu ribet. Kemudian, ruangannya
kurang luas sehingga terlihat sumpek,” ujarnya.
Sementara itu,
mahasiswa Fakultas Hukum semester satu, Dede Irawan mengaku, jarang ke perpustakaan UMP.
Disebabkan sekalinya
ke perpustakaan, justru buku yang dicari tidak ada. “Buku penunjang pembelajaran
masih kurang lengkap dan banyak buku dalam keadaan rusak. Fasilitasnya juga kurang nyaman. Tempat duduknya
sedikit, sehingga
ada mahasiswa yang terpaksa
membaca di lantai. Itu
mengganggu pengunjung lain,’’
papar dia.
Sedangkan menurut mahasiswi
Psikologi semester tujuh,
Maulida Hilmawati
mengatakan,
pelayanan petugas perlu dimaksimalkan. Menurutnya,
petugas acap kali menambahkan waktu istirahat. “Waktu Istirahat yang seharusnya
pukul 12:00 sampai jam 13:00. Tapi, kenyataannya sebelum jam 12:00, pengunjung
diminta keluar, biasanya setengah jam sebelumnya,” katanya.
Saat dikonfirmasi di kantornya, Kepala
Perpustakaan UMP, Dwi
Indah menampik,
banyak koleksi buku
di perpustakaan yang kebanyakan edisi lama. Dia juga berujar, jumlah buku yang
ada selalu bertambah setiap tahunnya. “Kami
memiliki buku sebanyak 76.430 buah, dengan 34.087 varian. Itu juga termasuk
jurnal,” jelas dia.
Dia menambahkan,
penambahan buku selalu dilakukan. Terakhir
pada Agustus 2015 lalu, ada
2.906 eksemplar koleksi baru. Menurutnya, sistem pengadaan buku, berdasarkan usulan dari dosen,
kaprodi,
dan mahasiswa melalui angket.
“Selalu ada penambahan koleksi buku baru, tetapi pada tahun ini memang tidak sebanyak tahun kemarin, karena lebih memfokuskan
pengadaan prosiding, jurnal dan
adanya rencana untuk menyediakan e-journal. Di sisi
lain, kami juga
mengakui dari fasilitas,
ada beberapa yang belum memenuhi standar nasional perpustakaan. Begitu pula dari segi koleksi buku,
yang hanya baru 75%
yang terpenuhi. (Bhas_una, lita, lutfie, sinta)