Fakutas Ekonomi
dan Bisnis (FEB) Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) bekerja sama dengan
PT Phintraco Sekuritas dan Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait Investasi Saham
Syariah menuai nada keberatan
oleh mahasiswa. Pasalnya, mahasiswa merasa hanya digiring untuk menandatangani persetujuan
investasi tersebut tanpa diberikan sosialisasi
terlebih dahulu agar lebih memahami investasi
saham, dan proses serta resiko dari investasi yang akan mereka lakukan, Kamis (15/9).
Cesaria, mahasiswa
FEB mempertanyakan kesiapan
FEB UMP dan PT Phintraco Sekuritas terkait invesasi saham yang akan dilakukan
dan menyayangkan perusahaan yang bekerja sama dengan FEB UMP hanya satu. Ditambah lagi pihak FEB juga belum melakukan sosialisasi,
malah langsung disuruh untuk mengisi formulir, tentu ini akan menambah
kebingungan pihak yang akan berinvestasi. Kabar yang beredar juga menyebutkan
bahwa PT. Phintraco Sekuritas pernah mengalami suspen (pernah melakukan
kesalahan sehingga ditilang). Menurutnya pihak Phintraco juga kurang meyakinkan
saat memaparkan berkaitan dengan investasi tersebut. “Ini
bagus untuk edukasi mahasiswa, cuma jangan diwajibkan ke satu perusahaan yang
belum tahu kejelasannya. Paling tidak lima
perusahaan, agar mahasiswa dapat memilih sendiri,” kata
Cesaria.
Fillialdi, ketua
Dewan Mahasiswa (DEMA) FEB juga angkat bicara mengenai hal ini, ia berpendapat
bahwa kesiapan belum matang, selain itu terkait pengambilan keputusan untuk
investasi atau tidak adalah wewenang individu masing-masing. Ia merasa banyak manfaat yang
didapat dari investasi saham masuk kampus, namun hal ini harus dikaji lebih
mendalam. Seseorang yang sudah mempelajari saham pun belum bisa dikatakan siap
atau tidak terkait inverstasi saham, karena ini menyangkut resiko-resiko yang
mungkin terjadi. Semua ini tergantung pada kesiapan individu masing-masing. Ia menambahkan “Apalagi ini
diterapkan pada mahasiswa yang belum diberikan sosialisasi bahkan belum
mengetahui tentang investasi saham, alhasil kacau seperti ini,” ungkapnya.
Menutur Retni
mahasiswa FEB,
mahasiswa itu sangat perlu sosialisasi agar dapat menentukan keputusannya
sendiri. Selain itu ia berpendapat bahwa hal ini harus dilihat dari beberapa
sudut mengenai kesiapan agar nantinya benar-benar siap. Jika dilakukan secara
tiba-tiba, otomatis mahasiswa akan kaget. Selain itu juga seharusnya mempertimbangkan
dari segala segi. Jika dilihat dari segi
finansial mahasiswa UMP tidak terlalu mempermasalahkan uang seratus ribu, namun bagaimana dengan segi kualitas
SDM-nya. “Hal ini pasti akan butuh
banyak sosialisasi agar benar-benar paham dan dapat mengambil keputusan
sendiri, apalagi di dalam formulir
terdapat materai yang berlandaskan hukum,”
tandasnya.
Lain halnya dengan
Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FEB, Suryono yang menilai banyaknya perolehan manfaat dan
juga mengharapkan jika mahasiswa FEB UMP bisa ikut andil dalam investasi saham
syariah tersebut. Jika
berfikir jangka panjang, maka manfaat yang
diperoleh bagus. Manfaat yang didapat antara lain memberikan edukasi pada mahasiswa, mendukung
akreditasi fakultas. Selain itu kerja sama
antara FEB dan BEI akan mempermudah mahasiswa kedepanya, untuk mencari data
keuangan terkait BEI. “Terkait
kesiapan, siap tidak siap ya kita
harus siap. Untuk mahasiswa baru saya memaklumi kekurang pahaman mereka
mengenai saham, sebenarnya ini hanya kurang sosialisasi. Diharapkan semua
mahasiswa FEB dapat ikut serta dalam investasi saham syariah ini,” tuturnya.
Selain itu, Sri
Wahyuni selaku Kepala Program Studi (Kaprodi) Akuntansi FEB menambahkan jika
tidak ada sesuatu hal yang tidak bermanfaat, temasuk investasi saham syariah
ini. Ia mengatakan bahwa
nantinya yang sekarang masih semester awal akan mendapatkan manfaatnya kelak
pada semester atas. Manfaat itu juga
akan didapatkan ketika nantinya mengambil mata kuliah wajib terkait pasar
modal, karena akan melakukan praktik secara riil. Selain itu juga akan ada
pojok BEI yang akan menyediakan kebutuhan literature data keuangan. “Itu akan
mempermudah untuk pengambilan data skripsi,
penelitian, dan sebagainya.” ujar Sri Wahyuni.
Ahmad Darmawan
selaku Dekan FEB berpendapat bahwa mahasiswa nantinya akan dipermudah dengan
adanya MOU antara FEB UMP dengan BEI melalui investasi saham syariah ini.
Selain menjadi nilai edukatif, hal ini juga akan membuka jaringan segenap
civitas FEB. Terkait kacaunya pengaplikasian pengisian form, ia mengakui ini
sebagai catatan bagi semua pihak yang terkait. Setelah kita bekerjasama
dengan BEI melalui investasi saham syaiah ini, nantinya FEB akan mempunyai
Gerai BEI yang didalamnya menyajikan kebutuhan-kebutuhan akan data go public yang dikirim gratis dari BEI,
selain itu jika sudah punya akun maka dapat bermain saham dan mengembangkannya
sendiri. BEI nantinya akan mengadakan semacam sekolah pasar modal syariah bagi
mahasiswa dengan sertifikat yang langsung akan diberikan oleh BEI. Namun
terkait kekacauan pengaplikasian kemarin (Selasa, 6/9) akan menjadi catatan
bagi semua pihak yang terkait. Awal perjanjian itu sosialisasi terlebih dahulu setelah
itu pengaplikasian, namun dengan estimasi waktu yang kurang dan pengisian formulir yang diprediksi akan
memakan waktu maka strategi dibalik menjadi pengaplikasian terlebih dahulu baru
nanti sosialisasi. “Saya
memaklumi ketika banyak mahasiswa yang berontak, karna memang kondisi waktu
yang sudah siang dan tidak lagi kondusif,”
tutur Ahmad Darmawan. (Krn/Bhaskara)
Mantappp?? Nilai plus semangat terus mngkritisi kampus.. namun saya masih belum dapat informasi detail mengenai situsi kekacauannya.. Muhajir Purnama ( Alumni FE UMP 2005 )
Jgn gunakan istilah bermain dalam pasar modal. Dalam investasi perlu kedisiplinan, kematangan psikologis, dan pengetahuan yg cukup agar investasi dapat berhasil. Pasar modal tidak mengenal belas kasihan terhadap "investor/trader" yg bermain" dengannya, sebaliknya pasar modal bisa menjadi tempat yg bagus untuk meraih keuntungan jika investor tersebut bersungguh"