Bhaskara-Mahasiswa
semester 3 prodi PBSI mengadakan pementasan membaca estetik. Pementasan yang
dilakukan pada tanggal 5-7 Januari bertempat di Auditorium Ukhuwah
Islamiyah mengangkat tema “Persembahan
untuk WS. Rendra”. Pada hari pertama pementasan, Selasa (5/1) penonton tidak
hanya berasal dari prodi PBSI tetapi juga berasal dari fakultas lain.
Menurut dosen pengampu mata kuliah membaca estetik, Soni Asmoro, pementasan ini merupakan bagian dari ujian mata kuliah membaca estetik. “Manfaat untuk mahasiswa PBSI yaitu agar kelak mereka
menjadi guru yang tugasnya mengampu pelajaran tersebut atau menjadi guru
ekstrakulikuler sudah ada pengalaman.”, selain memberi
manfaat bagi mahasiswa PBSI sendiri hal ini juga bisa menjadi hiburan bagi
penonton non PBSI “Karena puisi
berangkat dari realitas
dan bisa digunakan sebagai media perenungan ataupun sindiran.” ujarnya saat ditemui seusai menjadi juri pada
acara tersebut.
Hal yang sama juga diungkapkan Teguh
Trianton, dosen PBSI, mata kuliah membaca estetik yang dikemas dalam bentuk
pentas. “Ini dijadikan semacam tradisi, jika mereka (mahasiswa) membaca sendiri
butuh latihan yang keras begitu pula acara ini juga butuh latihan keras namun
ada kebersamaannya, dalam bentuk pentas kemudian ditonton sebab jika hanya
dikelas saja teori mereka tak punya gambaran bagaimana rasanya membaca puisi
didepan orang yang mereka tidak kenal.” ungkapnya saat selesai melakukan
penjurian dalam acara yang sama.
Pementasan tahun ini bertema
persembahan untuk WS.Rendra menggelitik para penonton dengan pertanyaan yang
senada mengenai latar belakang terangkatnya tokoh WS. Rendra sebagai orang yang
layak mendapatkan persembahan malam ini. Dengan selaras segenap panitia,
peserta serta juri yang terlibat memberikan jawaban bahwa WS.Rendra merupakan
penyair terbesar yang karyanya masih relevan dibaca sampai sekarang. Inilah
bentuk penghormatan terhadap maestro dan bukti cinta terhadap sastra.
Di akhir acara mahasiswa prodi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia semester 5, Prabuadi Prabowo mengatakan “Acara
ini akan memberikan pengalaman dalam teaterikal puisi untuk mahasiswa khususnya
semester 3 dan dosen memberi penilaian sebab ini termasuk proses pembelajaran. Adapun
manfaatnya untuk penonton non PBSI mengenalkan teaterikal dengan menampilkan
budaya yang ada terkandung dalam puisi tersebut” ungkapnya.
Muharsyam selaku ketua tim produksi
mengungkapkan ini merupakan pementasan wajib untuk semester 3. “Mahasiswa
melakukan pretest yaitu membaca puisi kemudian dilatih untuk menampilkan dalam
pementasan ini sehingga menjadi tolak ukur untuk membca puisi. Tujuannya
melatih kemampuan mahasiswa PBSI dalam membaca indah dikhususkan pembacaan
puisi karena sebagai guru Bahasa Indonesia dinilai harus bisa atau mahir
membaca puisi. Ini adalah karya sastra yang sifatnya menghibur atau
menyenangkan dan harus memberi manfaat dengan memberi nilai-nilai sastra untuk
umum dengan adanya diskusi setelah pementasan agar memberi pengetahuan lebih.”,
ungkapnya saat ditemui di sela-sela kesibukannya mempersiapkan acara.(Bhas_Ardi, Nita, Jaka, Una)