Sastra Sebagai Media Kemanusian
Pardi
Suratmo: Melalui sastra manusia dapat memanusiakan manusia
Terlihat salah pembicara seminar tengah menyampaikan materi (Bhas_doc) |
Bhaskara-online,
di Indonesia banyak sekali intelektual dan orang cerdas, namun masih sedikit
yang bermoral.Mencapai keberhasilan adalah dambaan setiap orang tak terkecuali
mahasiswa akan tetapi seharusnya mencapai keberhasilan secara bermartabat agar balance tetap terjaga. Salah satunya
dengan memiliki pola pikir humanis yang diimplementasikan lewat sastra .Dengan
hal ini segala bentuk perilaku yang menjadi produk manusia selalu terkontrol
yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusian.
Seperti
yang diungkapkan kepala balai bahasa provisi jawa tengah Drs. Pardi Suratno, M, Hum, Berpikir humanis
harus dimiliki sejak usia dini.tertanamnya humanisme dalam setiap individu
sangat menentukan tahapan-tahapan pencapaian kesuksesan yang dilaluinya dengan
benar. Menjauhkan dari tindakan mengambil jalan pintas, menjauhkan diri dari
kebiasaan menyuap, bahkan mencegah sikap koruptif.
"Lewat
sastra, dapat mentransformasikan humanisme sebagai kontrol terhadap diri dan
sesama" ungkap Pardi selasa (1/4) dalam seminar yang digelar prodi Bahasa
dan Sastra Indonesia UMP.
Selain
itu Pardi juga mengungkapkan peran penting sastra dalam kehidupan, dapat
membangun kesadaran masyarakat sejak lama. Untuk membangun budaya kerja keras,
mengandung penawaran nilai yang memang disiapkan untuk mengembangkan wawasan,
selain hanya menghibur.
"Banyak
sekali karya sastra yang menjadi rujukan untuk perubahan yang lebih baik,
dengan penawaran kreativitas yang menyenangkan(_red)”. tuturnya
Dikesempatan
yang sama pakar pembelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia dari Universitas Negri Malang Prof. Dr.
Djoko Saryono, M.pd
mengucapkan,
sudah ribuan tahun, agama, filsafat, ilmu dan teknologi, sampai pendidikan
menjadikan manusia dan kemanusian menjadi poros, ajaran pemikiran pengkajian dan
perekayasaan.Hal ini menujukan sentralisasi pada berbagai cabang ilmu adalah
tetap pada manusia itu sendiri.
"Berbagai
produk ilmu yang memudahkan manusia harus dibarengi dengan nilai-nilai kemanusiaan"
ucapnya
Djoko
menandaskan pada dasarnya kemanusiaan besangkutan dengan pikiran, perasaan, dan
tindakan yang membuat martabat, keluhuran, kemuliaan, dan keagungan. Namun pada
akhir-akhir ini, banyak sekali perilaku manusia yang berlaku sebaliknya.
"Jangan
sampai manusia berada dalam kondisi anaimalitas(kebinatangan) apalagi kebendaan
(bagai robot dan mesin). Ada hal mudah untuklangkah antisipasinya yakni bisa
dengan strategi dan sinergi nilai kemanusiaan melalui pembelajaran sastra"
tandasnya (Bhas_vri)