Seorang mahasiswa sedang mengunjungi sekretariat Lembaga Tinggi yang tidak berpenghuni (Ftw_doc)
BHASKARA - Kosma sudah berlalu delapan bulan
yang lalu. Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) UMP hingga saat ini, belum
melaksanakan Sidang Paripurna (SP). Padahal SP menjadi ajang mengevaluasi kinerja
Lembaga Tinggi (LT). Ini tentunya menjadi tanda tanya besar, sudahkah MPM UMP
bermanfaat bagi KM UMP ini?
“Sangat
lucu memang, Apa yang sudah kita sepakati juga kita langgar. Kalian yang
membuat kalian yang menghancurkan sendiri. Tidak adanya Sidang Paripurna I dan II
dan evaluasi yang hanya menjadi satu kali akan menjadi PR yang banyak bagi BPK.
Sebenarnya dari awal terbentuknya Lembaga Tinggi telah mementingkan egonya
masing-masing.” ungkap Direktur Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Fuji Marsela
Erlita, kemarin (19/2).
Menurut
AD/ART Kosma XII, seharusnya SP pertama
jatuh pada November lalu, dan SP kedua dilaksanakan Februari ini. Kontan dampak
dari ketidakjelasan penyelenggaraan SP berdampak bukan hanya di tataran LT,
tapi juga turut dirasakan hingga lembaga di Fakultas dan Prodi.
“ Dengan sistem yang sekarang ini
sebenarnya DPM dan MPM masih belum mengerti apa yang menjadi tugas mereka.
Sebagai pemimpin yang memimpin suatu lembaga seharusnya mereka mempertanggung
jawabkan tugasnya terhadap Keluarga Mahasiswa (KM) UMP,” tutur Gubernur BEM
Teknik, Prasetyo Adi Wibowo.
Terpisah,
Koordinator Forum UKM, Adi Purnomo menegaskan ketidakpeduliannya terhadap
lembaga tinggi karena ketidakpedulian mereka terhadap kinerjanya yang gagal.
Bahkan terhadap kurangnya komunikasi yang terjadi diantara lembaga tinggi.
“Saya
sih nggak peduli dengan Lembaga Tinggi. Karena merekapun nggak peduli sama
kita. Kita telah ketahui bersama-sama bahwa Lembaga Tinggi telah gagal,” ujarnya.
MPM
berdalih telah melakukan koordinasi di antara anggota MPM, terkait pelaksanaan
SP yang terkatung-katung hingga sekarang, “Saya sudah berusaha mengingatkan
berkali-kali, berkoordinasi berkali-kali. Tapi karena saya bawahan ya menunggu
eksekutor ketuanya (MPM-red)” ungkap Sekjen MPM, Agus.
Sedangkan
Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Husnu T. Abadi saat dikonfirmasi Bhakara
via Telpon berkali-kali tidak mengangkat dan melalui pesan singkat pun tidak
membalas. Padahal DPM mempunyai peranan penting dalam pelaksanaan AD/RT,
sebagai pengawas lurusnya konstitusi di KM.
Ketidakseriusan
penyelenggaraan SP ini, membuat Presiden BEM UMP geram. Dia meminta keseriusan
dan kesadaran MPM dan DPM dalam melaksanakan kinerja mereka selaku Lembaga
Tinggi.
“Saya
dengan tegas meminta komitmen MPM dan DPM sebagai Lembaga Tinggi. Mereka
seharusnya serius dan sadar terhadap kinerjanya,” tandasnya. (Ftw_Bhas)
Revolusi :D
"Sedangkan Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Husnu T. Abadi saat dikonfirmasi Bhakara via Telpon berkali-kali tidak mengangkat dan melalui pesan singkat pun tidak membalas."
MUNGKIN MAS HUSNU GAK PUNYA PULSA BUAT BALAS SMS MBA PRATIWI.. :D
@Reply: "Seorang mahasiswa sedang mengunjungi sekretariat Lembaga Tinggi yang tidak berpenghuni" : hayo mau ngapain? :D
cukup menghibur :D
mungkin mb fuji erlita perlu jualan pulsa nihh,,, biar ms husnu bisa dihubungi!!