Gerimis
turun membasahi tanah di kampus biru, awan mendung menghinggapi langit di atas
Universitas Muhammadiyah Purwokerto, namun hal itu tidak menyurutkan semangat
anggota UKM Teater Perisai untuk tetap menjalankan pementasan drama yang
bertema “Mengikat Tali Sillaturahmi dalam Sebuah Seni di Kawasan Islami (12/3)”
Pementasan drama yang mengangkat empat cerita itu dimulai hari ini.
Tema yang saat ini merujuk tentang kehidupan sosial masyarakat ini bertujuan
memberikan nilai moral kepada anggota Teater Perisai dan penonton.
“Studi Pentas kali ini
bertujuan mendidik karakter warga baru teater perisai dan penonton untuk menyeimbangkan
antara adat dan agama bukan malah mengalahkan satu sama lain,” ungkap Tri
Suciadi selaku ketua UKM Teater Perisai.
Setiap cerita yang
diangkat mengandung nilai yang dapat diambil. Cerita yang berjudul “Wanita yang
diselamatkan” mengangkat kisah tentang seorang wanita dalam menyikapi organisasi keislaman (NII yang
dulunya DI/TII). Cerita kedua, yaitu
berjudul “Delusi”, yang mengangkat tentang adat dan kebiasaan orang jawa pada
umumnya dan Banyumas khususnya yang juga dapat disaring dengan aqidah Islam. Kisah
yang selanjutnya mengangkat sebuah cerita tentang seorang manusia yang ingin
bertobat, kisah ini berjudul, “Sebuah Kesaksian”. Judul cerita yang terakhir
adalah “Festival Topeng”, ini tentang sebuah
kisah manusia yang penuh kemunafikan dalam menjalani hidup. Namun yang
melatarbelakangi keseluruhan cerita adalah bagaimana seorang manusia itu harus
hidup di tengah masyarakat.
“Pada hakekatnya yang
menjadi acuan dari keseluruhan dari cerita tersebut adalah bagaimana manusia
harus menyadari keberagaman yang ada. Di sisi lain, manusia juga harus
melestarikan adat dan budaya yang berkembang, namun tetap tidak meninggalkan
ke-Islaman,” tambah Adi yang juga mahasiswa Pendidikan Bahasa Inggris itu.
Selaras dengan Adi,
Dirwan selaku sutradara Festival Topeng juga mengamini bahwa pementasan kali
ini memiliki pesan kepada penonton untuk menjaga keharmonisan antar manusia
dalam masyarakat, selain itu juga memberikan nilai moral diselipkan seperti
pendidikan karakter.
Studi pentas merupakan
program tahunan dari Teater Perisai, yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
pentas kepada warga baru Perisai. Pementasan ini dihadiri puluhan penonton baik
dari mahasiswa UMP maupun dari mahasiswa dari kampus lain.
“Penonton yang hadir
lebih dari 50, walaupun jumlah tersebut belum sesuai target yang diharapkan,
namun di sisi lain, kami juga kedatangan perwakilan anggota teater dari kampu
lain. Hal itu dapat memberikan masukan kepada kami terkait pementasan yang kami
gelar,” Ungkap Tri Suciadi.
Study Pentas yang
digelar 12 – 16 Maret di Auditorium Ukhuwah Islamiyah UMP, kali ini memberikan
kesempatan kepada mahasiswa UMP untuk mendapatkan pendidikan di kegiatan
kemahasiswaan dan juga sebagai sarana pendidikan mahasiswa untuk menghargai dan
menghormati keberbedaan.
“Pentas ini untuk
memberikan hak sebagai mahasiswa UMP untuk mendapatkan pendidikan dalam proses
kegiatan mahasiswa. Di sisi lain kami juga mengharapkan ketika penonton yang
hadir dapat mengambil pelajaran yang kami sampaikan,” ungkap Endah
Kusumaningrum selaku Pimpinan Produksi. (Evri&Vena_Bhas)