Senin, 28 April 2014

Takut Diklaim, Mahasiswa Teknik Pasang Banner

3 komentar
Takut Diklaim, Mahasiswa Teknik Pasang Banner

Terpampang jelas banner penegasan mahasiswa Teknik untuk gedung barunya                                                       (bhas_doc)
Bhaskara – Mahasiswa Fakultas Teknik pasang badan, terkait pembangunan gedung baru yang diperuntukkan bagi mereka. Ini terlihat dari pemasangan banner bertuliskan “Ini Gedung Kami Yang Baru”, di depan bangunan yang pengerjaannya baru 35%, dari keseluruhan rencana pendirian. Menurut  Wakil Gubernur Teknik, Rya Dwi Aditiya mengatakan,  pemasangan banner tersebut, karena berjaga-jaga, agar gedung tersebut tidak difungsikan bagi fakultas lain.
Pemasangan banner tersebut, bukan tidak beralasan. Ini  mengingat perlakuan pihak Universitas, yang memindahkan Fakultas Teknik ke gedung lain. Mereka dulu beralasan, dipinjam sementara bagi Fakultas Kedokteran. Namun, kenyataannya jadi hak paten. Itu cukup membuat kami khawatir,” kata Rya, beberapa waktu lalu, kepada Bhaskara.
Di sisi lain, Rya menyayangkan Akreditas Fakultas Teknik, yang hingga saat ini masih C. Menurutnya, itu karena Fakultas Teknik belum memiliki gedung sendiri. “Gimana Akreditasi mau jadi baik, ruangan saja tidak punya.  Padahal, salah satu syarat akreditasi kan harus mempunyai fasilitas yang lengkap, salah satunya ya gedung,” ujar dia.
Menurut informasi yang dihimpun Bhaskara, konsep pembangunan Fakultas Teknik tersebut, berlantai lima, dengan fasilitas lift. Mahasiswa Teknik Informatika, Ady Purnomo, mengatakan pembangunan gedung baru tersebut, menjadi penyejuk hati mahasiswa Teknik.
“Saya sangat senang, gedung itu benar-benar untuk Fakultas Teknik. Walaupun saya belum tentu ikut memakainya, karena saya semester delapan. Tapi saya tetap peduli, untuk memperjuangkan gedung itu. Ini agar pemanfaatannya tetap diperuntukan bagi mahasiswa Teknik, kata Ady.
Terpisah, Wakil Rektor II, bidang administrasi, Drs. Joko Purwanto M,Pd menyatakan, gedung yang dibangun tersebut, memang untuk Fakultas Teknik. Akan tetapi, menurutnya fakultas yang lain pun, diperbolehkan memakainya.
“Gedung yang dalam tahap pembangunan itu, jelas milik UMP. Akan tetapi didominasi oleh Fakultas Teknik. Tapi, fakultas lain pun diperbolehkan memakainya, asalkan mahasiswa Fakultas Teknik tidak sedang menggunakannya,papar Joko. (Bhas_wiji)
Continue reading →
Kamis, 03 April 2014

Sastra Sebagai Media Kemanusian

0 komentar

Sastra Sebagai Media Kemanusian
Pardi Suratmo: Melalui sastra manusia dapat memanusiakan manusia
Terlihat salah pembicara seminar tengah menyampaikan materi   (Bhas_doc)
Bhaskara-online, di Indonesia banyak sekali intelektual dan orang cerdas, namun masih sedikit yang bermoral.Mencapai keberhasilan adalah dambaan setiap orang tak terkecuali mahasiswa akan tetapi seharusnya mencapai keberhasilan secara bermartabat agar balance tetap terjaga. Salah satunya dengan memiliki pola pikir humanis yang diimplementasikan lewat sastra .Dengan hal ini segala bentuk perilaku yang menjadi produk manusia selalu terkontrol yang berlandaskan pada nilai-nilai kemanusian.
Seperti yang diungkapkan kepala balai bahasa provisi jawa tengah  Drs. Pardi Suratno, M, Hum, Berpikir humanis harus dimiliki sejak usia dini.tertanamnya humanisme dalam setiap individu sangat menentukan tahapan-tahapan pencapaian kesuksesan yang dilaluinya dengan benar. Menjauhkan dari tindakan mengambil jalan pintas, menjauhkan diri dari kebiasaan menyuap, bahkan mencegah sikap koruptif.
"Lewat sastra, dapat mentransformasikan humanisme sebagai kontrol terhadap diri dan sesama" ungkap Pardi selasa (1/4) dalam seminar yang digelar prodi Bahasa dan Sastra Indonesia UMP.
Selain itu Pardi juga mengungkapkan peran penting sastra dalam kehidupan, dapat membangun kesadaran masyarakat sejak lama. Untuk membangun budaya kerja keras, mengandung penawaran nilai yang memang disiapkan untuk mengembangkan wawasan, selain hanya menghibur.
"Banyak sekali karya sastra yang menjadi rujukan untuk perubahan yang lebih baik, dengan penawaran kreativitas yang menyenangkan(_red)”. tuturnya
Dikesempatan yang sama pakar pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia dari Universitas Negri Malang Prof. Dr. Djoko Saryono, M.pd mengucapkan, sudah ribuan tahun, agama, filsafat, ilmu dan teknologi, sampai pendidikan menjadikan manusia dan kemanusian menjadi poros, ajaran pemikiran pengkajian dan perekayasaan.Hal ini menujukan sentralisasi pada berbagai cabang ilmu adalah tetap pada manusia itu sendiri.
"Berbagai produk ilmu yang memudahkan manusia harus dibarengi dengan nilai-nilai kemanusiaan" ucapnya
Djoko menandaskan pada dasarnya kemanusiaan besangkutan dengan pikiran, perasaan, dan tindakan yang membuat martabat, keluhuran, kemuliaan, dan keagungan. Namun pada akhir-akhir ini, banyak sekali perilaku manusia yang berlaku sebaliknya.
"Jangan sampai manusia berada dalam kondisi anaimalitas(kebinatangan) apalagi kebendaan (bagai robot dan mesin). Ada hal mudah untuklangkah antisipasinya yakni bisa dengan strategi dan sinergi nilai kemanusiaan melalui pembelajaran sastra" tandasnya (Bhas_vri)
Continue reading →

Labels